REJOGJA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau mendorong Kampung Coklat Blitar untuk bisa melakukan ekspor komoditas kakao secara mandiri. Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto mengatakan, nilai produk yang dihasilkan Kampung Coklat Blitar bisa semakin meningkat apabila bisa melakukan ekspor dan membuka pasar-pasar baru di luar negeri.
"Bank Jatim bisa memfasilitasi ekspor dengan cara Letter of Credit (L/C). Manfaatnya banyak. Salah satunya, penjual terhindar dari importir yang nggak jadi bayar," kata Edi, Senin (29/5/2023).
Edi menegaskan komitmen perusahaan memberikan pendampingan kepada bisnis-bisnis yang berpotensi dan ingin menjajaki pasar global. Di antaranya dengan menggencarkan edukasi kepada pengusaha-pengusaha yang memiliki produk unggulan dan memiliki tekad memperluas pasar hingga ke luar negeri.
"Sampai mereka paham tentang ekspor dan bisa melakukan pengiriman ke luar negeri sendiri," ujarnya.
Edi mengatakan, apabila sebuah perusahaan sudah mampu untuk ekspor secara mandiri, manfaatnya akan sangat banyak. Antara lain keuntungan meningkat, memiliki nilai jual yang tinggi, dan jangkauan pasarnya akan semakin luas.
"Dengan jangkauan pasar yang luas, para pelaku bisnis tentunya akan menghasilkan jumlah produk yang lebih besar lagi. Skala produknya pun akan semakin besar daripada menjualnya secara domestik saja," kata Edi.
Pemilik PT Kampung Coklat Blitar, Kholid Mustofa menjelaskan, selama ini pihaknya memang belum melakukan ekspor secara mandiri. "Jadi kami masih ngesub saja, tidak ikut mengekspor secara langsung. Ada salah satu gudang di Surabaya yang mengemas dan mengeksporkan barang kami," kata Kholid.
Kholid bersyukur Bank Jatim bersedia mendampingi bisnisnya agar busa melakukan ekspor sendiri. Terkait produk yang dihasilkan di Kampung Coklat Blitar, yaitu coklat biji dan coklat olahan. Ia menjelaskan, yang saat ini telah diekspor melalui perantara perusahaan lain baru produk coklat biji.
"Yang biji memang diekspor. Kita bawa ke gudang yang ada di Romokalisari, lalu dikemas oleh mereka. Nah, kalau yang olahan, kita pasarkan di galeri sini dan juga online. Untuk yang online, ada buyer kami cukup besar dari Taiwan beli coklat ke kami tiap bulannya enam kuintal," ujar Kholid.