REJOGJA.CO.ID, SURABAYA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) optimistis dengan pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah. Hal itu melihat animo dan realisasi KUR Syariah di awal-awal peluncurannya.
Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim R Arief Wicaksono mengatakan, Bank Jatim dipercaya untuk menyalurkan KUR Syariah. Program kredit tersebut diluncurkan pada November 2023. Ia melihat antusiasme masyarakat dalam mengakses KUR Syariah ini.
“Dalam dua bulan pertama ini, KUR Syariah Bank Jatim sudah bisa realisasi Rp 11,959 miliar. Kami optimistis KUR Syariah akan tumbuh pesat, mengingat di Jawa Timur banyak sekali pondok pesantren,” kata Arief, Senin (8/1/2024).
Realisasi program KUR Bank Jatim menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun. Arief menjelaskan, pada 2021, Bank Jatim mendapat kuota KUR sebesar Rp 700 miliar dan yang bisa disalurkan mencapai 88,7 persen, dengan jumlah 4.928 debitur.
Kemudian pada 2022 kuota KUR Bank Jatim naik menjadi Rp 2,5 triliun. Realisasinya disebut mencapai sekitar 95,19 persen, dengan jumlah 19.159 debitur. Pada 2023, Arief mengatakan, kuota KUR Bank Jatim kembali meningkat, menjadi Rp 2,89 triliun. “Yang sukses disalurkan sekitar 96 persennya, dengan jumlah debitur 22.253,” ujar dia.
Arief menilai, catatan tersebut menunjukkan Bank Jatim dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi mitra KUR.
Menurut Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Gede Edy Prasetya, penyaluran KUR di Provinsi Jatim sejak Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar Rp 39,9 triliun, dengan 777.659 debitur.
“Angka ini terbesar kedua secara nasional. Adapun porsi terbesar penyaluran KUR di Jawa Timur selama 2023 berada di sektor perdagangan (42,09 persen), pertanian (34,47 persen), dan jasa-jasa (13,86 persen),” kata Gede.
Gede mengatakan, Bank Jatim menjadi penyalur KUR terbesar keempat di Jawa Timur, dengan total penyaluran sekitar Rp 2,76 triliun kepada 21.842 debitur. Untuk 2024, total plafon KUR Bank Jatim disebut sekitar Rp 3,75 triliun. Perinciannya, KUR konvensional sekitar Rp 3,4 triliun dan KUR Syariah sekitar Rp 306 miliar.