Ahad 21 May 2023 11:41 WIB

Hasil Survei Stagnan, LSI: Anies Punya Sejarah Comeback

Setahun terakhir, elektabilitas Anies cenderung tidak berubah dari angka 20 persen.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Siluet Bakal Calon Presiden RI Anies Baswedan bersiap memberikan pidato kebangsaan dalam peringatan Milad Ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023). Puncak perayaan Milad ke 21 PKS dihadiri 15.000 anggota simpatisan dan Pengurus PKS, serta Pimpinan Parpol koalisi.
Foto: Republika/Prayogi
Siluet Bakal Calon Presiden RI Anies Baswedan bersiap memberikan pidato kebangsaan dalam peringatan Milad Ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023). Puncak perayaan Milad ke 21 PKS dihadiri 15.000 anggota simpatisan dan Pengurus PKS, serta Pimpinan Parpol koalisi.

REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas capres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan, terbilang stagnan dari survei-survei terakhir. Tapi, sejarah Pilgub DKI 2017 bisa jadi pembelajaran penting.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfarabi mengatakan, Anies sebagai capres selayaknya mesin yang lambat panas. Dalam satu tahun terakhir, misalnya, elektabilitas Anies memang cenderung tidak berubah dari angka 20 persen.

Pada Mei 2022 21,4 persen, 21,8 persen pada September 2022, 22,1 persen pada Januari 2023 dan 20,8 persen pada Mei 2023. Walau sudah deklarasi dari Nasdem disusul Demokrat dan PKS tidak banyak merubah elektabilitas.

Meski begitu, ia menekankan, masih ada waktu sembilan bulan ke depan. Apalagi, Adjie mengingatkan sejarah Pilkada DKI 2017 saat Anies-Sandi maju melawan Ahok-Djarot dan AHY-Silvy dengan kasus yang hampir sama.

"Sama kasusnya, sembilan bulan sebelum pilkada Pak Anies selalu di posisi ketiga di bawah AHY dan Ahok," kata Adjie, Jumat (19/5/2023).

Berkaca dari sejarah itu, ia menuturkan, Anies sebagai underdog masih sangat berpotensi lolos ke putaran kedua Pilpres 2024 mendatang. Sebab, sejarah mencatat Anies akhirnya mampu ke luar sebagai pemenang di DKI.

"Pada akhirnya, Pak Anies lolos putaran kedua dan memenangi Pilkada DKI 2017," ujar Adjie.

Sayangnya, saat ini elektabilitas Anies dicatatkan LSI Denny JA masih stagnan. Bahkan, jika dilihat dukungan capres di kantung-kantung pemilih besar, sebagian besar dimenangi Prabowo ataupun Ganjar, bukan Anies.

Kelompok agama, misalnya, Prabowo unggul di pemilih Islam dan Ganjar unggul di pemilih non-Islam. Kondisi serupa dari kelompok geografis, Prabowo unggul di pemilih pedesaan, dan Ganjar unggul di pemilih perkotaan.

Dari kelompok usia, Prabowo unggul di pemilih muda dan Ganjar unggul di pemilih lansia. Dari kelompok pendapatan, Prabowo dan Ganjar bersaing di pemilih wong cilik, lalu Prabowo dan Anies bersaing di pemilih mapan.

Barulah pada kelompok pendidikan, Anies unggul dari pemilih D3 ke atas, sedangkan Prabowo unggul di pemilih tamatan SD ke bawah. Terakhir,  gender, Prabowo unggul pada pemilih laki-laki, Ganjar unggul pada pemilih perempuan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement