REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kembali menyelenggarakan seminar online yang berjudul Ngobrol Bareng Legislator.ta
Seminar online yang dilaksanakan selama dua hari yakni Jumat (5/5/2023) dan Sabtu (6/5/2023) lalu tersebut diinisiasi dan didukung oleh Kementerian Kominfo, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dengan tujuan untuk mendorong masyarakat agar dapat memanfaatkan internet sebagai edukasi dan bisnis. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat mengedukasi masyarakat agar lebih cerdas dalam berkomunikasi dan memilah informasi dari media sosial, sehingga mampu menjadi talenta digital yang mumpuni.
Pada hari pertama, seminar Ngobrol Bareng Online memiliki tema Komunikasi di Media Sosial yang mengupas secara mendalam terkait dengan bagaimana masyarakat harus cerdas dalam berkomunikasi di media sosial dan memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berinteraksi serta membangun koneksi. Adapun pembicara yang hadir pada hari pertama adalah Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta, Dosen Komunikasi Strategis Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Heryadi Silvianto, dan Founder Digital Accelerator Excellent & Global Changes Maker (DAE ASIA), Edy Fajar Prasetyo.
Sukamta mengatakan berdasarkan data, jumlah pengguna aktif media sosial per Januari 2023 sebesar 167 juta atau 60,4 persen dari populasi. Rata-rata durasi menggunakan media sosial setiap harinya tiga jam 18 menit.
"Dilansir di Help Guide, setidaknya ada lima sisi buruk kecanduan media sosial yakni, merasa iri dan membandingkan hidup dengan orang lain, merasa takut tertinggal atau fears of missing out (FOMO), merasa kesepian, merasa depresi, dan cemas serta mengalami cyberbullying," kata anggota DPR dari daerah pemilihan DIY tersebut.
Heryadi Silvianto juga memaparkan kurang lebih ada enam karakteristik media sosial, yakni berbasis internet, interaktif, mudah digunakan, memungkinkan berbagi konten, terbuka dan transparan serta mudah menyebar. Sehingga masyarakat harus cerdas memilah informasi dan menggunakan media sosial agar terhindar dari dampak buruk media sosial.
Sementara itu, pada hari kedua Ngobrol Bareng Legislatif mengangkat tema Menyiapkan Talenta Digital. Sukamta kembali menjadi pembicara di hari kedua, bersama dengan Henri Subiakto selaku Guru Besar Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya dan Dian Anggraeni Umar selaku Chief Inspiration Officer and Founder Citra Inspira Strategic Consulting.
Dalam seminar hari kedua, disebutkan bahwa era sekarang banyak pekerjaan yang tergantikan dengan artificial intellegence (AI) sehingga dibutuhkan beberapa kompetisi dan kualitas karakter untuk seorang talenta digital. Di antaranya, kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, kemampuan berkomunikasi, kolaborasi, problem solver, dan pengambilan keputusan, people management serta emotional intelligent.
"Meskipun sudah banyak pekerjaan yang bisa digitalisasi, namun human touch dan emosional manusia masih sangat dibutuhkan dan diunggulkan untuk meningkatkan daya saing," ujar Dian Anggraeni.
Adapun menurut Henri Subiakto, ada beberapa contoh pekerjaan yang berpotensi melejit di era digital ini dan perlu disiapkan oleh talenta-talenta di Indonesia seperti content creator, blogger, digital marketer, digital content writer dan transcriber.
Berdasarkan data Kominfo, Indonesia diproyeksikan membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun mendatang untuk bisa bersaing dalam menangkap peluang pesatnya perkembangan transformasi digital. Sementara itu, pada 2030 diproyeksikan akan terjadi kekurangan 47 juta talenta digital di kawasan ini.
Potensi digital Indonesia memang luar biasa. Saat ini Indonesia memiliki 2.229 perusahaan rintisan (startup) atau kelima terbanyak di dunia. Termasuk satu startup Decacorn dan delapan startup unicorn inovasi anak bangsa.