REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memproyeksikan akselerasi pertumbuhan ekonomi di provinsi ini akan terus berlanjut pada triwulan II 2023.
"Kami memperkirakan akselerasi pertumbuhan ekonomi DIY masih akan berlanjut di triwulan Il dan secara keseluruhan berada pada kisaran 4,6-5,4 persen (yoy)," kata Kepala KPw BI DIY Budiharto Setyawan, Ahad (7/5/2023).
Terkait perkiraan tersebut, menurut dia, beberapa risiko perlu memperoleh perhatian. Di antaranya progres pembangunan proyek strategis nasional (PSN), dinamika perekonomian global, serta risiko El-Nino terhadap inflasi dan penurunan produksi pertanian.
"Kolaborasi, inovasi, dan sinergi di antara para pihak juga perlu terus diperkuat guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi DIY," kata dia. Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan 1 2023 melanjutkan pertumbuhan positif di atas lima persen.
Budiharto menyebutkan capaian itu menjadi pertumbuhan tertinggi se-Jawa dan juga lebih tinggi dibandingkan nasional yang berturut-turut 4,96 persen (yoy) dan 5,03 persen (yoy).
Dari sisi pengeluaran, kata dia lagi, pertumbuhan ekonomi DIY ditopang oleh menguatnya kinerja konsumsi rumah tangga sebesar 4,77 persen (yoy), yang mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Peningkatan konsumsi rumah tangga ini juga di atas rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir," ujar dia. Meningkatnya laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga, menurut dia, didukung oleh membaiknya penghasilan masyarakat.
Ini sejalan dengan aktivitas pariwisata yang masih cukup kuat seiring penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah, serta meningkatnya keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi.
"Membaiknya penghasilan dan optimisme masyarakat terkonfirmasi dari survei konsumen BI," kata dia.
Indeks ekspektasi konsumen dan Indeks ekspektasi penghasilan berturut-turut sebesar 144,17 poin dan 149,17 poin lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 142,56 poin dan 148,8 poin.
Lebih lanjut, konsumsi pemerintah juga mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi 2,15 persen (yoy) pada triwulan 1 2023 dibandingkan triwulan IV 2022 sebesar 1 ,05 persen (yoy).
"Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan realisasi belanja pegawai dan belanja barang dari anggaran APBD dan APBN," ujarnya.