REJOGJA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Pertiwi Ayu Krishna, menanggapi rencana dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang ingin menerapkan sistem ASN boleh bekerja dari mana saja, asalkan output dan outcome bisa dipenuhi. Politikus Partai Golkar itu khawatir, jika sistem kerja tersebut diterapkan, kantor pemerintahan menjadi sepi.
"Terus nanti kalau ngantor di mana saja, kantor pemerintahan juga sepi seperti tidak berpenghuni dong," ujarnya, Selasa (2/5/2023). Ia menyatakan, dirinya tidak keberatan jika wacana tersebebut benar-benar terealisasi, selama tidak menurunkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Namun, kata dia, konsekuensinya adalah kantor pemerintahan bakal sepi. Karena tidak menutup kemungkinan sebagian ASN lebih memilih bekerja dari luar kantor selama pelayanan bisa dilakukan secara digital.
"Yang ramai justru mal dan kafe atau bahkan tempat rekreasi hingga hiburan, karena semua bisa dilakukan di mana saja yang penting melayani dengan komputer, tab, HP," ujarnya.
Ayu menyadari, berbagai inovasi pelayanan kepada masyarakat yang diterapkan di suatu daerah memang tergantung kepada kepala daerah setempat. Menurutnya, inovasi apapun bisa berjalan efektif selama implementasinya benar.
"Apapun memang tergantung kepala daerah selaku pembina daerah dengan tingkatannya. Mau ke mana, inovasi itu bagus-bagus saja tapi tergantung implementasinya," kata Ayu.
Pemerintah Kota Surabaya mewacanakan pada 2024 Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa bekerja dari mana saja. Artinya, ASN tersebut tidak harus bekerja dan melayani masyarakat dari kantornya. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, hal ini sejalan dengan konsep Surabaya Smart City yang mengedepankan digitalisasi.
"Bahwa seluruh pelayanan di lingkup Pemkot Surabaya sudah digitalisasi, sehingga pelayanan kepada masyarakat itu bisa dilakukan dari mana saja secara digital menggunakan ponsel," ujarnya.
Menurut dia, ASN bisa bekerja dari mana saja asal output dan outcome itu terpenuhi. Misalnya, ASN tidak berada di kantor tapi di tengah masyarakat agar lebih dekat dengan warganya. Namun tentunya, ASN tersebut tidak boleh melupakan pekerjaan utamanya
"Saya juga ingin di Surabaya itu tidak ngantor. Saya pernah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), ngantor setiap hari di ruangan, kalau ada pimpinannya yang kerja langsung sibuk, pura-pura mengerjakan yang lain. Sekarang sudah tidak musimnya," ujar Eri.