REJOGJA.CO.ID, REMBANG -- Dalam upaya mendukung keberlanjutan dan eksistensi warisan budaya batik Lasem, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah bersama dengan Yayasan Lasem Heritage menggelar Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023.
Kompetisi ini telah dibuka untuk masyarakat umum sejak 5 April 2023 dan akan ditutup pada 5 Juli 2023, bertepatan dengan rangkaian peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-70 Bank Indonesia.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jateng, Rahmat Dwi Saputra mengatakan, kompetisi ini digelar untuk melestarikan desain motif batik khas dan sejarah Lasem sebagai inspirasi penciptaan karya.
Sejauh ini, BI Kantor Perwakilan Jateng telah meluncurkan program Kartini Bangun Negeri (Kabari), program kolaborasi yang konsen terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam meneruskan cita-cita pahlawan nasional RA Kartini.
Dari kegiatan tersebut, BI juga ingin berperan dalam menggerakkan perekonomian rakyat sekaligus untuk memperkuat tradisi batik khas Lasem melalui inovasi dan ide-ide yang kreatif.
“Sehingga akan memberi semangat baru kepada para generasi muda dalam merawat warisan budaya yang turut mengangkat Lasem tersebut,” ujar Rahmat Dwi Saputra.
Mewakili Yayasan Lasem Heritage, Agni Malagina menambahkan, umumnya kompetisi desain batik dilaksanakan dalam rentang waktu satu hingga dua hari saja.
Namun dalam kompetisi ini, Yayasan Lasem Heritage bersama dengan BI Kantor Perwakilan Jateng merancang kompetisi dalam rentang waktu tiga bulan, guna memberi kesempatan kepada peserta mengimplementaikan desainnya.
Lebih rinci ia menjelaskan, kompetisi ini dimulai dari seleksi umum terhadap konsep desain dan gambarnya. Kemudian dipilih kandidat enam besar yang akan menerima bantuan dana untuk mewujudkan karyanya dan akan dipilih peringkat pemenangnya oleh tujuh orang dewan juri.
Masing-masing Rahmat Dwisaputra (Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng), Ni Ketut Wardani Pradnya Dewi (Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Budaya, Kemendikbudristek), Didiet Maulana (desainer IKAT Indonesia).
Selain juga Lina Handianto Tjokrosaputro (Batik Keris), Adityayoga (Institut Kesenian Jakarta/IKJ), Hayuning Sumbadra (desainer Adra World), serta Yahya Adi Sutikno (Batik White Peony).
“Sehingga tiap peserta perlu mempersiapkan proposal pitch deck yang harus menggambarkan hulu hilir, mulai ide hingga rencana pasar karyanya,” ujarnya didampingi pelaksana kompetisi, Ernitha Angelia.
Dari kompetisi ini diharapkan mampu menggugah semangat kreatif generasi muda desainer hingga rumah produksi batik untuk menghasilkan karya kreatif dengan motif-motif warisan budaya Lasem serta motif kombinasi (lama dan baru) yang mempertahankan identitas Lasem.
Selain itu juga mampu mengatasi berbagai tantangan sektor batik Lasem, yang sejauh ini masih terbelit oleh persoalan regenerasi pembatik hingga menimnya akses generasi muda pada batik.
Ternyata konsep kompetisi ini direspons positif. “Belum genap satu bulan dibuka, hingga kini telah ada sekitar 119 peserta dari Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sumatra Barat yang mendaftar,” tegasnya.
Mewakili juri kompetisi, Adityayoga menyampaikan, aspek konsep, teknik batik dan estetika akan menjadi bobot penilaian. “Namun paling banyak di indikator estetika yang terdiri dari motif dan warna serta harmoninya,” ujar dia.