REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan rencana penutupan Aloon Aloon Masjid Agung Semarang adalah untuk dilakukan perbaikan di kawasan cagar budaya tersebut.
Hevearita meminta maaf jika ada pihak yang kurang berkenan dengan rencana penutupan lapangan yang kerap disebut Aloon-Aloon Semarang itu. Yakni karena semata untuk perbaikan, dan tidak ingin hal tersebut menjadi polemik.
"Kalau diperbaiki ya wajar to, kemarin Taman Indonesia Raya juga diperbaiki. Jangan jadi polemik lah. Ini hanya untuk membenahi. Kemarin keramik sudah rusak, kami harus benahi," katanya, di Semarang.
Menurut dia, pedagang kaki lima (PKL) selama 30 hari penuh di bulan Ramadhan 2023 sudah memanfaatkan lapangan yang bersebelahan dengan Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman untuk berjualan.
Sekarang, kata dia lagi, setelah Lebaran usai dimungkinkan tidak banyak aktivitas, sehingga Dinas Perdagangan akan membenahi beberapa bagian di Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang.
Ia berjanji akan menemui dulu kepada pengurus, kiai, dan sesepuh Masjid Agung Semarang untuk meminta izin, sekaligus memaparkan rencana perbaikan Aloon-Aloon yang akan ditata sehingga menjadi lebih baik.
"Nanti saya akan sowan ke pak kiai, ke nadzir, mohon izin untuk memperbaiki Aloon-aloon dulu," kata wali kota perempuan pertama di Kota Semarang itu pula.
Sebelumnya, ia sudah meminta kepada Dinas Perdagangan untuk bertemu lebih dulu dengan pengurus Masjid Agung Semarang mengenai rencana untuk membersihkan dan memperbaiki kawasan alun-alun.
"Kalau pakai surat, kadang-kadang salah paham, saya memahami mungkin, ada rasa kaget seperti apa, kemarin sudah saya sampaikan ke Dinas Perdagangan jangan pakai surat, sowan lah. Kalau surat itu kadang-kadang, persepsi orang berbeda," katanya lagi.
Sebagai kawasan cagar budaya, Ia mengingatkan bahwa Aloon-Aloon Semarang harus dijaga dan dipelihara, sebagaimana kawasan Kota Lama Semarang.
"Ini harus dipahami semua pihak, sehingga misalnya tidak boleh memakai paku untuk buat lapak, dan harus dijaga kebersihannya. Aloon-aloon itu akan jadi objek wisata, jadi harus dirawat," katanya.
Ia menginginkan kawasan itu, termasuk Pasar Johar bisa hidup. Bahkan, bisa menjadi seperti Tanah Abang atau Thamrin City Jakarta sebagai pusat grosir pakaian, sehingga meminta semua pihak bisa memahami dengan kebijakan yang ditempuh pemerintah kota.
"Prinsipnya akan kami buat bagus. Mohon maaf kalau ada hal-hal yang kurang berkenan, intinya adalah aloon-aloon menjadi bagus dan bersih," katanya lagi.
Sebelumnya, Dinas Perdagangan Kota Semarang mengeluarkan larangan bagi PKL untuk berjualan di Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang melalui surat yang dikirimkan kepada takmir masjid, karena akan diperbaiki.