Kamis 13 Apr 2023 17:16 WIB

Sleman Bina 850 Petani Milenial, Diarahkan Jadi Young Agripreneur

Petani milenial diberi pelatihan kewirausahaan serta agribisnis.

Red: Yusuf Assidiq
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Sleman saat mengunjungi petani-petani milenial di Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan.
Foto: Dokumen
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Sleman saat mengunjungi petani-petani milenial di Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan.

REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta bertekad untuk mengembangkan sumber daya manusia pertanian dengan membina kaum muda menjadi petani milenial menuju young agripreneur.

"Rendahnya minat generasi milenial terhadap bidang pertanian menjadi perhatian serius Pemkab Sleman, untuk itu kami terus berupaya mengembangkan SDM pertanian dengan membina kaum muda," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, Kamis (13/4/2023).

Menurut dia, sasaran dari pembinaan ini yakni pemuda/pemudi berusia 19 - 39 tahun yang berjiwa milenial dan tertarik di bidang pertanian dan atau yang telah bergerak di bidang pertanian. "Saat ini tercatat sebanyak 850 petani milenial di Sleman," katanya.

Ia menjelaskan, petani milenial Sleman tersebar di 17 kapanewon (kecamatan) dengan jumlah terbesar di Kapanewon Prambanan-Kalasan sebesar 13 persen dan jumlah terkecil di Kapanewon-Ngemplak Cangkringan lima persen.

"Jumlah petani milenial laki-laki sebanyak 71,75 persen sedangkan jumlah petani milenial perempuan baru 28,25 persen saja," ujar dia. Kemudian petani milenial yang menempuh pendidikan tinggi (diploma dan sarjana) sebanyak 29,875 persen.

Adapun 67,625 persen lainnya masih menempuh pendidikan/ lulus pendidikan SMP dan SMA. Ia mengatakan, subsektor hortikultura merupakan subsektor yang paling banyak digeluti petani milenial yaitu sebanyak 34,75 persen, disusul subsektor tanaman pangan 20,625 persen, subsektor lainnya (olahan, pemasaran, jasa, dan lainnya) sebesar 14,875 persen.

"Sedangkan subsektor peternakan sebesar 10,875 persen, subsektor pemanfaatan pekarangan 7,625 persen, subsektor perikanan sebesar 6,625 persen, dan subsektor perkebunan 4,625 persen," katanya.

Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman melalui Bidang Penyuluhan mempunyai program untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk berwirausaha di bidang pertanian melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan pelatihan.

Antara lain pelatihan kewirausahaan bagi pemuda serta agribisnis bagi petani milenial. "Pelatihan ini bertujuan untuk mencetak petani sebagai young agripreneur (pengusaha muda pertanian)," tegasnya.

Ia mengatakan, yang dimaksud dengan pengusaha muda pertanian yaitu petani yang mampu untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang-peluang pasar yang ada dan bernilai tinggi dengan memanfaatkan sumber daya pertanian yang dimiliki oleh petani.

Yakni dengan cara yang fleksibel dan inovatif, tidak hanya ahli dalam proses produksi mereka juga memiliki kemampuan manajerial usaha yang visioner berorientasi hasil.

"Penguasaan pertanian pintar dengan dukungan petani pintar menjadi andalan untuk menumbuh-kembangkan agroprenuer untuk menjadikan pertanian menjadi sektor yang menarik bagi kaum milenial dan menguntungkan," kata dia.

Keberhasilan usaha petani milenial, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berwirausaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan di bidang pertanian

"Penguatan dan pengembangan petani milenial menjadi young agripreneur perlu didukung oleh semua unsur. Konsep pentahelix di mana unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu bersinergi, berkoordinasi serta berkomitmen menjadi kunci utama keberhasilan dan keberlanjutan program," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement