REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memperkuat kapasitas mitigasi pemerintah dan masyarakat di tujuh kelurahan yang berada di lereng Gunung Merapi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan bahwa upaya penguatan kapasitas mitigasi menyasar tujuh kelurahan di tiga kapanewonatau kecamatan yang paling dekat dengan Gunung Merapi.
Kelurahan yang menjadi sasaran penguatan kapasitas mitigasi meliputiKepuharjo, Umbulharjo, dan Glagaharjo di Kapanewon Cangkringan, Kelurahan Hargobinangun dan Purwobinangun di Kapanewon Pakem, serta Kelurahan Girikerto dan Wonokerto di Kapanewon Turi.
"Tujuh kelurahan tersebut juga termasuk dalam wilayah yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana III Gunung Merapi," katanya di Sleman, Selasa (28/3/2023).
Ia mengatakan bahwa kelurahan tangguh bencana sudah terbentuk di wilayah tersebut. Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan kelompok-kelompok relawan mandiri juga telah ada di kelurahan-kelurahan itu.
Penguatan kapasitas mitigasi, menurut dia, dilakukan untuk memantapkan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat di tujuh kelurahan di lereng Merapi guna menghadapi kemungkinan aktivitas vulkanik gunung berapi tersebut meningkat.
"Jadi ini untuk lebih memantapkan lagi kesiapsiagaan mereka," katanya.
Pemerintah Kabupaten Sleman telah menyiapkan skenario untuk menghadapi kemungkinan Gunung Merapi mengalami erupsi dalam skala besar.
"Kami tidak bisa menyepelekan alam. Meskipun saat ini sesuai rekomendasi dari BPPTKG jarak aman di wilayah selatan lima kilometer dan barat di tujuh kilometer, tapi jika memang statusnya meningkat, sudah kami siapkan skenarionya," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.
Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah memprioritaskan evakuasi warga dalam kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, difabel, serta perempuan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III jika terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
KRB III meliputi wilayah KelurahanKepuharjo, Umbulharjo, Glagaharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto, dan Wonokerto.
BPBD Sleman dan instansi terkait lain sudah mengecek kesiapan kendaraan untuk mendukung evakuasi warga dari wilayah-wilayah kelurahan tersebut ketika aktivitas vulkanik Merapi meningkat.
"Kendaraan untuk mobilitas di setiap wilayah sudah ada. Mulai dari truk, pikap, ada yang mobil pribadi dan kendaraan roda dua, semua sudah stand by (siaga)," kata Kustini.
Selain itu, ia mengatakan, ada setidaknya 40 barak dan fasilitas lain yang disiapkan bagi warga yang membutuhkan tempat mengungsi dalam kondisi darurat.
"Kondisi barak pengungsian utama dan penyangga sudah siap, kebutuhan logistik dari dapur umum juga sudah siap jika darurat, dan seluruh relawan dari Tagana juga siap," katanya.
Dia menyampaikan bahwa warga yang berada di wilayah KRB III sudah rutin melakukan ronda untuk memantau situasi dan kondisi.
"Jaga malam terus jalan. Komunikasi intens terkait pengamatan gunung kalau ada apa-apa langsung dilaporkan. Ronda malam ini sudah dilakukan secara sadar sejak dulu apabila ada tanda-tanda dari Merapi tanpa perlu ada perintah," katanya.