Senin 20 Mar 2023 07:40 WIB

Ini Fakta Penemuan Mayat di Aliran Irigasi Pagelaran Malang

Mayat ditemukan dua warga yang sedang menggarap sawah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Mayat (ilustrasi)
Foto: www.pollsb.com
Mayat (ilustrasi)

REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Masyarakat Dusun Krajan, Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur (Jatim),  digegerkan atas temuan mayat di aliran irigasi area persawahan. Mayat berjenis kelamin laki-laki tersebut ditemukan petani setempat pada Sabtu (18/3/2023) pukul 17.00 WIB.

Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik mengatakan, mayat ditemukan dua warga yang  sedang menggarap sawah. Mereka melihat ada jenazah manusia yang hanyut terbawa arus di sungai irigasi persawahan. Kemudian para saksi menahan manusia yang hanyut tersebut untuk diangkat ke bibir sungai.

Karena terlihat sudah dalam kondisi meninggal dunia, salah satu saksi memberitahukan informasi ini kepada masyarakat lain. Selanjutnya, informasi tersebut disampaikan kepada Polsek Pagelaran sekitar pukul 17.30 WIB.

"Dan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan olah TKP oleh Polsek Pagelaran dan team Inafis Satreskrim Polres Malang," kata pria disapa Taufik tersebut kepada Republika.

Hasil penyelidikan disimpulkan mayat diduga terbawa aliran air irigasi sejauh satu kilometer (km) setelah pintu air irigasi di desa pagelaran. Kondisi mayat yang keriput menunjukkan usia kematian diperkirakan empat sampai enam jam dari waktu pemeriksaan.

Aparat juga menemukan luka babras mengeluarkan darah dan memar pada dahi. Selain itu, hasil identifikasi scan sidik jari diketahui korban memiliki identitas atas nama Hoteb.

Korban diketahui lahir di Malang pada 7 Mei 1989. Buruh harian lepas ini berdomisili di Dusun Sipring, Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.

Dari hasil interogasi terhadap keluarga korban diketahui yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit epilepsi dan sering kambuh. Bahkan dalam satu pekan terakhir sudah tiga kali kambuh.

Setiap kambuh, korban biasanya langsung terjatuh, kaku, kejang-kejang, dan membentur-benturkan kepala. Menurut Taufik, korban setiap kali kambuh juga sering mencari tempat yang terdapat air untuk mendinginkan tubuhnya.

Dari interogasi keluarga juga diketahui korban menderita penyakit epilepsi sejak umur 20 tahun. "Dan menjalani pengobatan yang tidak rutin," jelasnya.

Adapun luka berdarah yang terdapat pada dahi diduga akibat benturan dengan bibir saluran irigasi pada saat korban jatuh. Hal ini karena penyakit epilepsinya diduga kambuh saat kejadian.

Terlebih lagi, tidak terdapat luka lain yang diakibatkan adanya tindak kekerasan. Ditegaskan, keluarga menghendaki jenazah korban dibawa pulang ke rumah duka secara langsung untuk dimakamkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement