Ahad 15 Jun 2025 08:35 WIB

Badan Bank Tanah Sosialisasikan Tata Kelola Tanah untuk Taruna STPN Yogyakarta

Ketimpangan penguasaan tanah masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Badan Bank Tanah dan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk Landsmart Series untuk memberikan pembekalan kepada ratusan taruna dan taruni STPN langsung dari Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja.
Foto: Wulan Intandari
Badan Bank Tanah dan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk Landsmart Series untuk memberikan pembekalan kepada ratusan taruna dan taruni STPN langsung dari Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja.

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Di tengah peliknya persoalan agraria dan ketimpangan penguasaan lahan di Indonesia, Badan Bank Tanah mengambil langkah nyata dengan merangkul institusi pendidikan tinggi, termasuk Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta. Melalui kegiatan sosialisasi bertajuk Landsmart Series, ratusan taruna STPN mendapatkan pembekalan langsung dari Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja.

Parman menekankan bahwa tanah bukan hanya aset ekonomi, melainkan fondasi dari keadilan sosial dan kesejahteraan nasional. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya edukatif dan kolaboratif Badan Bank Tanah untuk memperkuat pemahaman generasi muda pertanahan mengenai pentingnya tata kelola tanah yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

"Tanah adalah salah satu instrumen pembangunan paling fundamental. Tanah tidak hanya menjadi sumber daya ekonomi, tetapi juga menjadi dasar keadilan, akses, dan keberlanjutan," kata Parman, Jumat (13/6/2025).

Ia tak menampik berbagai konflik agraria ikut mewarnai pemberitaan di berbagai daerah mulai dari sengketa, konflik lahan transmigrasi, hingga penggusuran warga atas nama pembangunan infrastruktur. Parman juga mencontohkan maraknya alih fungsi lahan produktif dan spekulasi properti mendorong naiknya harga tanah secara drastis. Situasi ini membuat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) semakin sulit memiliki akses terhadap hunian layak.

Di sisi lain, ketimpangan penguasaan tanah juga masih menjadi pekerjaan rumah besar di mana sebagian kecil kelompok menguasai lahan dalam skala luas, sementara sebagian besar rakyat tidak memiliki hak atas tanah yang mereka tempati secara turun-temurun. Dalam konteks inilah, Parman menjelaskan bahwa Badan Bank Tanah hadir sebagai lembaga sui generis (berkarakter khusus) yang diberi mandat mengelola tanah untuk menciptakan pemerataan dan keadilan sosial.

"Karena itu, optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan tanah menjadi agenda penting bagi kita semua dan di sinilah peran Badan Bank Tanah hadir," katanya.

Parman menyampaikan Badan Bank Tanah memiliki peran vital dalam menyediakan lahan untuk kepentingan publik, termasuk perumahan MBR, pembangunan infrastruktur strategis seperti Bandara VVIP dan jalan tol IKN, serta mendukung reforma agraria melalui redistribusi lahan.

Salah satu pencapaiannya adalah realisasi reforma agraria di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL) milik Badan Bank Tanah yang untuk pertama kalinya dilakukan di Indonesia. "Serta baru-baru ini kami sukses mengukir sejarah dengan terlaksananya reforma agraria di atas HPL Badan Bank Tanah dengan status hak pakai, yang mana ini pertama kalinya di Indonesia. Terima kasih kepada para stakeholder khususnya Kementerian ATR/BPN, GTRA, Forkopimda dan lainnya," ungkapnya.

Oleh karenanya, lewat kegiatan Landsmart Series di STPN, ia berharap tak hanya seremoni, tetapi juga mampu menanamkan visi kebangsaan di bidang agraria kepada para taruna/i yang kelak akan menjadi garda depan reformasi tata kelola pertanahan Indonesia.

Parman juga memberikan motivasi dan tanggung jawab kepada para calon profesional pertanahan agar tidak sekadar menguasai aspek teknis, tetapi juga mampu memahami kebijakan dan memiliki kepekaan sosial.

"Kalian adalah calon profesional, bahkan calon pemimpin yang dalam beberapa tahun ke depan akan memegang tanggung jawab besar dalam tata kelola pertanahan Indonesia. Karena itu, bangunlah kapasitas diri secara menyeluruh, kuasai aspek teknis dengan baik, pahami kebijakan secara utuh, dan kembangkan kepekaan terhadap tantangan nyata yang akan kalian hadapi di lapangan," kata dia.

Sementara itu, Ketua STPN, Sri Yanti Achmad, menyambut baik kehadiran Badan Bank Tanah di kampusnya. Ia menyatakan bahwa sinergi ini sangat penting untuk menjembatani dunia akademik dan praktik pertanahan yang semakin kompleks. Harapannya dapat mencetak generasi profesional yang mampu menjawab tantangan dan kompleksitas dunia pertanahan nasional ke depan.

"Kami yakin Badan Bank Tanah telah melakukan tugas dan fungsinya, serta selalu memperhatikan asas pemanfaatan yang baik dalam menjalankan kewenangannya," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement