Kamis 05 Jun 2025 09:02 WIB

Peroleh Tantangan Operasional di Indonesia, Smile Train Siap Capai 125 Ribu Operasi Bibir Sumbing

Smile Train bekerja erat dengan lebih dari 1.000 mitra medis lokal.

Red: Fernan Rahadi
Setelah 20 tahun berkomitmen menjangkau pasien di berbagai wilayah geografis yang beragam, kini Smile Train hampir mencapai tonggak sejarah 125 ribu operasi (rata-rata 7.000 operasi per tahun).
Foto: dokpri
Setelah 20 tahun berkomitmen menjangkau pasien di berbagai wilayah geografis yang beragam, kini Smile Train hampir mencapai tonggak sejarah 125 ribu operasi (rata-rata 7.000 operasi per tahun).

REJOGJA.CO.ID,  JAKARTA -- Setelah 20 tahun berkomitmen menjangkau pasien di berbagai wilayah geografis yang beragam, kini Smile Train hampir mencapai tonggak sejarah 125 ribu operasi dengan rata-rata 7.000 operasi per tahun. Walaupun telah mendukung pasien bibir sumbing di lebih dari 95 negara di seluruh dunia, organisasi tersebut menghadapi tantangan dalam menjalankan program di negara kepulauan seperti Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Smile Train bekerja sama dengan tenaga medis lokal di berbagai komunitas terus mensponsori perawatan bibir sumbing bagi pasien di daerahnya masing-masing. Model berkelanjutan ini membuat Smile Train lebih efektif dan efisien dibandingkan organisasi berbasis misi sementara, karena pasien dapat menerima perawatan sepanjang tahun, sehingga setiap orang bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

“Kemitraan lokal sangat penting karena memungkinkan Smile Train menjangkau lebih banyak pasien yang membutuhkan. Kami bangga dengan kontribusi kami di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Bahkan, tahun lalu operasi ke-2 juta kami diberikan kepada seorang anak dengan bibir sumbing dari Sumatera Selatan. Kini kami dengan bangga mengumumkan kesiapan kami mencapai 125 ribu operasi bibir sumbing di Indonesia atau 7.000 operasi per tahun," kata Senior Vice President dan Regional Director untuk Asia, Mamta Caroll, dalam siaran pers, Kamis (5/6/2025).

 

Bibir sumbing adalah kondisi bawaan lahir yang terjadi ketika bibir atau langit-langit mulut bayi tidaak terbentuk dengan sempurna selama kehamilan. Kondisi ini bukan sekadar masalah kosmetik, karena dapat menimbulkan kesulitan dalam makan, bernapas, mendengar, dan berbicara. Di seluruh dunia, setiap tiga menit lahir satu bayi dengan bibir sumbing. Anak-anak dengan kondisi ini sering kali mengalami diskriminasi sosial, seperti di-bully atau dikucilkan di beberapa negara.

Untuk memastikan kualitas dan keselamatan perawatan, Smile Train bekerja erat dengan lebih dari 1.000 mitra medis lokal untuk memastikan mereka mematuhi protokol keselamatan dan kualitas yang ketat. Mitra juga diberikan akses ke perpustakaan Best Practice Guides agar setiap perawatan memenuhi standar dunia secara konsisten.

Selain itu, Smile Train telah memberikan lebih dari 40 ribu kesempatan pelatihan kepada tenaga kesehatan di seluruh dunia, mencakup operasi aman, anestesi, dan perawatan perioperatif. Tujuan mulia Smile Train untuk perawatan bibir sumbing di Indonesia sama seperti di negara lain, yaitu mendukung keluarga yang terdampak dengan memperkuat kapasitas perawatan lokal. Ini mencakup pembiayaan operasi serta perawatan non-bedah penting seperti nutrisi, ortodontik, terapi wicara, dan konseling psikososial agar rehabilitasi Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr Budiman, Ketua Dewan Medis Smile Train Asia Tenggara, menyoroti tantangan geografis dan demografis Indonesia yang luas dan beragam.

"Indonesia terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau, termasuk Sumatra, Jawa, Sulawesi, serta sebagian Borneo dan Papua. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan negara ke-14 terbesar berdasarkan luas wilayah, dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa, Indonesia memiliki tantangan geografis yang sangat besar. Meski begitu, Smile Train berhasil menerapkan standar operasi dan perawatan yang aman dan berkualitas di seluruh Indonesia," katanya.

Untuk menjangkau pasien di seluruh Indonesia, Smile Train menjalin kemitraan dengan rumah sakit besar, termasuk rumah sakit pemerintah yang fokus pada anak. Rumah sakit-rumah sakit ini juga berperan melatih tenaga medis di luar kota besar dalam melakukan operasi dan perawatan terkait bibir sumbing. Selain itu, Smile Train aktif melakukan kampanye kesadaran untuk mengajak masyarakat yang membutuhkan agar segera mendapatkan perawatan aman dan berkualitas di rumah sakit mitra terdekat.

Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Smile Train tidak hanya mendukung operasi bibir sumbing, tetapi juga layanan ortodontik, nutrisi, terapi wicara, dan lainnya. "Smile Train menyediakan pelatihan dan kesempatan pendidikan penting bagi dokter bedah bibir sumbing, ahli anestesi, perawat, dan tenaga medis terkait di seluruh dunia. Dukungan kami juga digunakan untuk membiayai peralatan dan perlengkapan yang esensial untuk operasi bibir sumbing yang aman dan berkualitas, termasuk alat keselamatan seperti pulse oximeter, benang jahit, instrumen bedah khusus, ruang operasi, dan banyak lagi,” jelas Ketua Dewan Medis Global Smile Train, Dr Larry Hollier.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement