REJOGJA.CO.ID, TANGERANG -- Tidak semua peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) berhasil meraih kursi di perguruan tinggi negeri impian mereka. Namun, Universitas Matana hadir memberikan solusi penuh harapan melalui Program Tukar Kartu SNBT, sebuah kesempatan meraih beasiswa berupa keringanan biaya kuliah hingga pembebasan uang gedung 100 persen.
Rektor Universitas Matana, Dr Melitina Tecoalu menjelaskan bahwa program ini bukan hanya bentuk apresiasi atas upaya akademik peserta SNBT, tetapi juga komitmen Matana dalam memberikan akses pendidikan berkualitas.
“Kami ingin anak-anak Indonesia tahu bahwa jalan menuju masa depan tidak hanya satu. Gagal di SNBT bukan akhir segalanya,” ujar Melitina dalam pernyataan resminya.
Program beasiswa ini dapat diikuti oleh seluruh peserta SNBT. Cukup kirim bukti kepesertaan SNBT ke WhatsApp resmi Matana (0851-8722-9774), dan calon mahasiswa bisa langsung mendapatkan berbagai keuntungan: bebas Uang Gedung 100 persen senilai Rp 20 juta, potongan Uang Semester (UKT) hingga 70 persen, dan gratis biaya pendaftaran.
Respons terhadap program ini datang dari berbagai pihak, termasuk guru dan orang tua siswa.
Guru BK SMAS PGRI 109 Tangerang, Nazilatu Annisaa Rahman, menilai program ini sangat membantu memberi alternatif bagi siswa yang belum memiliki rencana cadangan.
“Banyak siswa yang hanya menargetkan PTN dan merasa kehilangan arah saat tidak lolos. Program Tukar Kartu ini memberi mereka tujuan baru. Apalagi dengan bebas uang gedung, sangat membantu siswa dari keluarga menengah ke bawah," ujar Nazilatu.
Salah satu orang tua siswa yang hadir dalam acara Parents Gathering Universitas Matana beberapa waktu lalu juga mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya program ini. Anaknya, yang awalnya kecewa karena tidak lolos SNBT, kini kembali bersemangat mengejar pendidikan tinggi.
“Saya sempat bingung harus bagaimana, apalagi biaya kuliah swasta itu tinggi. Tapi dengan beasiswa dari Matana, anak saya bisa lanjut kuliah tanpa membuat kami harus berutang. Ini benar-benar penyelamat," katanya.
Program ini seakan menjadi pintu kedua yang dibuka untuk masa depan pendidikan anak-anak Indonesia, terutama mereka yang belum berhasil di jalur utama. Dengan dukungan seperti ini, Universitas Matana tak hanya membuka kelas, tapi juga membuka harapan.