Senin 28 Apr 2025 06:23 WIB

Pelaku UMKM Perlu Kemampuan Adaptasi Hadapi Krisis Global

Salah satu tantangan nyata adalah kebijakan perang tarif.

Red: Muhammad Hafil
Seminar bertajuk Gebyar Spirit Wirausaha Gemilang (GSWG) 2025.
Foto: Dok Republika
Seminar bertajuk Gebyar Spirit Wirausaha Gemilang (GSWG) 2025.

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA--Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan, hidup dalam dinamika global, baik dari sisi geopolitik, teknologi, maupun kebijakan ekonomi internasional menjadi tantangan yang harus dihadapi saat ini. Salah satu tantangan nyata adalah kebijakan proteksionis yang diluncurkan oleh Presiden AS Donald Trump, berupa perang tarif terhadap berbagai negara termasuk Indonesia.

"Kebijakan ini menjadi simbol dari ketatnya kompetisi dagang internasional, sekaligus peringatan bahwa kemandirian dan inovasi adalah senjata utama bangsa," ujar Sri Sultan saat membuka seminar bisnis bertajuk Gebyar Spirit Wirausaha Gemilang (GSWG) 2025 digelar oleh Asosiasi G-Coach Indonesia (AGCI) berkolaborasi dengan Nusantara Gilang Gemilang (NGG) dan Grounded Business Coaching (GBC) di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, Sabtu (26/22025).

Baca Juga

Dalam sambutan Gubernur yang dibacakan Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemerintahan Provinsi DIY, Eling Pristiwanto, Gubernur menggarisbawahi bahwa wirausaha Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton, apalagi korban. "Kita harus menjadi aktor utama yang adaptif, berdaya tahan, dan berdaya saing tinggi. Spirit inilah yang ingin saya tekankan bahwa entrepreneur masa kini harus melek terhadap isu global, tangguh menghadapi ketidakpastian, serta memiliki kapasitas resilient dan transformative thinking,” jelas Sri Sultan.

Lebih lanjut Ngarso Dalem, menjadi wirausaha bukan sekadar berdagang. Dalam kearifan lokal Jawa ada prinsip urip iku urup, hidup harus memberi manfaat. "Wirausaha yang sejati adalah mereka yang hadir tidak hanya untuk memperoleh keuntungan namun juga untuk menebar kemaslahatan, memberdayakan, dan menyuburkan semangat gotong royong," tandas Sri Sultan.

GSWG 2025 diikuti lebih dari 400 peserta pengusaha dari skala kecil dan menengah dari berbagai kota di Indonesia.

Founder GBC Grand Master Coach Dr. Fahmi menyampaikan, dibutuhkan radikal optimisme dan menguatkan jaringan antar pemerintah dan stakeholder dalam membangun kekuatan ekonomi. Sektor yang mengalami kelesuan saat ini, dirasakan pada sektor pariwisata, kuliner, fashion karena daya beli turun. 

Presiden Nusantara Gilang Gemilang, Dr. Puguh Wiji Pamungkas, Gebyar Spirit Wirausaha Gemilang 2025 menjadi ruang berkonsolidasi di tengah situasi ekonomi tidak mudah. "Selain itu, melalui GSWG 2025 kita ingin menunjukkan kepada publik, bahwa kita berkontribusi untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia," ungkap Puguh.

Ketua Pelaksana GSWG 2025, Abdul Fiqih menjelaskan, dipilihnya Yogyakarta sebagai tempat kegiatan, karena semangat budayanya yang kuat, atmosfer kreatifnya yang dinamis, dan komitmennya terhadap inovasi masa depan. “GSWG 2025 menjadi momentum sinergis antara seminar inspiratif yang membekali para pengusaha dengan strategi jitu maupun ilmu bermanfaat,” ungkap Fiqih.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement