Selasa 04 Mar 2025 18:09 WIB

Berburu Takjil Sembari Belajar Sejarah Kuliner Yogya di Gelora Rasa Ramadhan Republika

Republika berkolaborasi dengan Dje Djak Rasa menggelar Gelora Rasa Ramadhan 2025.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Suasana kuliner angkringan di Kota Yogyakarta.
Foto: Yusuf Assidiq
Suasana kuliner angkringan di Kota Yogyakarta.

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA — Republika kembali menggelar berbagai kegiatan menarik yang dikemas dalam Gelora Rasa Ramadhan di 2025 ini. Berkolaborasi dengan Dje Djak Rasa, kegiatan ini akan mengisi keseruan Ramadhan 2025. 

Kegiatan yang dihadirkan selama tiga pekan berturut-turut selama Ramadhan. Meliputi kelas gastro-storytelling yakni ‘Akademi Rasa’ yang digelar pada 9 Maret, dining experience ‘Suarasa: Filosofi Jogja’ pada 14 Maret, kegiatan amal ‘Berbagi Rasa’ pada 22 Maret. 

Baca Juga

Selain itu, juga digelar kegiatan gastronomi walking tour ‘Telusur Rasa’ di tiga titik di Kota Yogyakarta. Mulai dari Kotagede pada 8 Maret, di Jogokariyan pada 16 Maret, dan di Kauman pada 23 Maret. 

Salah satu founder Dje Djak Rasa, Annisa Rizki Astanti mengatakan, kegiatan ini digelar salah satunya untuk mengenalkan sejarah dan budaya kuliner khas Yogyakarta. Terlebih, di Ramadhan ini banyak kuliner yang hanya muncul di bulan puasa dan tidak diketahui banyak orang. 

“Temanya terkait kuliner khas Ramadhan, karena kita ambil momentum di Ramadhan ini. Telusur Rasa misalnya, kita mencari kuliner yang itu hanya keluar di Ramadhan. Jadi misalkan di Jogokariyan itu kita mengangkat bukan makananya, tapi justru culture Kampung Jogokariyan itu yang memang irisannya juga ke kuliner,” kata Tanti kepada Republika, Senin (3/3/2025) malam. 

Tanti menuturkan, seluruh kegiatan dalam Gelora Rasa Ramadhan ini juga digelar untuk memberikan awareness kepada masyarakat khususnya wisatawan dari luar daerah bahwa Yogyakarta juga memiliki daya tarik di Ramadhan. 

Sebab, selama ini banyak wisatawan yang berlibur ke Yogyakarta hanya pada libur panjang. Padahal, di momentum Ramadhan ini juga banyak daya tarik yang dimiliki Yogyakarta, salah satunya sejarah dan budaya kuliner Kota Gudeg ini. 

"Ramadhan ini juga punya daya tarik, punya cerita yang enggak banyak orang tahu. Lewat Gelora Rasa ini kita ingin nyoba ngasih tahu orang bahwa bulan ini ada nilainya,” ucap Tanti. Selama pelaksanaannya, Gelora Rasa Ramadhan juga menggandeng berbagai komunitas. Salah satunya komunitas-komunitas di pasar-pasar Ramadhan yang menjadi titik eksplorasi untuk acara Telusur Rasa. 

“Untuk Telusur Rasa, tahun ini di tiga titik. Kita ingin di tahun berikutnya juga ada titik-titik baru yang bisa kita eksplor dengan skala yang lebih besar,” katanya.  

Kegiatan Gelora Rasa Ramadhan ini juga menargetkan peserta dengan total 350 peserta. Khusus untuk Telusur Rasa, ditargetkan per titiknya dapat diikuti oleh 40 peserta.  

“Sampai saat ini masih ada yang mendaftar, dan pendaftaran juga masih dibuka,” ucap Tanti. 

Bagi yang ingin mendaftar dapat melalui http://linktr.ee/djedjakrasa. Tanti merinci, untuk kegiatan Suarasa: Filosofi Jogja peserta hanya perlu membayar Rp 150 ribu per orang, dan untuk Berbagi Rasa merupakan open donasi yang dibuka untuk siapa saja yang ingin berdonasi. 

“Kita bareng-bareng bikin charity di panti jompo di Pakem, ini skalanya jauh lebih besar dari tahun lalu. Karena tahun lalu kita bagi-bagi makanan saja, tapi kita tahun ini ingin ada value-nya dan lebih tepat sasaran, bukan sekadar fomo bagi-bagi saja,” jelasnya. 

Sedangkan, untuk kegiatan Akademi Rasa dan Telusur Rasa dengan sistem pay as you wish. Artinya, nominal yang dibayarkan peserta tidak ditentukan, namun diberikan secara sukarela sesuai dengan kesan dan pengalaman yang dirasakan atau didapatkan peserta.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dje Djak Rasa (@dje.djak.rasa)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement