REJOGJA.CO.ID, BANTUL -- Polres Bantul mencatat belasan orang sudah dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan (laka) air sepanjang Januari hingga Desember 2024 ini. Untuk itu, Kapolres Bantul, AKBP Michael R Risakotta meminta masyarakat untuk selalu waspada, utamanya saat berada di aliran sungai.
Terlebih, saat ini tengah musim hujan, sehingga berpotensi laka air menjadi lebih tinggi. Michael menuturkan, setidaknya sudah ada 13 orang yang dilaporkan meninggal dunia karena laka air selama 2024 ini.
"Saat ini sudah musim penghujan dan debit air mungkin cenderung mengalami kenaikan, sehingga aliran sungai menjadi deras dan berpotensi menjadi rawan atau berbahaya," kata Michael, Ahad (15/12/2024).
Untuk itu, Michael menekankan agar masyarakat yang melakukan aktivitas di aliran sungai maupun di pinggiran sungai, diminta untuk selalu waspada dan berhati-hati. "Paling tidak masyarakat bisa mengetahui dulu, melihat medan yang akan dipergunakan untuk kegiatan, sehingga betul-betul aman, dan tidak terjadi persoalan atau bahaya," ungkapnya.
Michael juga menuturkan, banyaknya korban meninggal akibat tenggelam ini harus menjadi pengingat bagi semua orang akan bahaya yang mungkin terjadi saat beraktivitas di sekitar perairan. “Keselamatan harus tetap diutamakan, dan langkah pencegahan harus diambil untuk menghindari kecelakaan serupa terjadi lagi,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang bocah berinisial ANS (4 tahun) yang tenggelam di aliran Sungai Belik, Wonokromo, Pleret, Kabupaten Bantul masih dalam pencarian hingga Ahad (15/12/2024). Bocah tersebut tercebur dan terbawa arus sungai pada Sabtu (14/12/2024).
ANS diduga tenggelam di aliran Sungai Belik setelah terpeleset, dan jatuh ke aliran sungai tersebut. “Tidak ada pembatas di pinggir sungai,” kata Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana.
Jeffry menuturkan, awalnya orang tua korban mencari anaknya yang diduga sedang bermain di halaman depan Pondok Pesantren Fadlun Minalloh. Lokasi tersebut berdekatan dengan Sungai Belik, dan tidak ada pembatas.
Selanjutnya, orang tua korban bersama santri pondok pesantren mencari korban di sekitar lokasi bermain, namun tidak ditemukan. “Sekitar pukul 13.00 WIB saksi mencari korban dengan membuka CCTV milik pondok pesantren yang kameranya mengarah ke lokasi tempat bermain, terlihat di monitor CCTV sekira pukul 09.57 wib korban bermain pinggir Sungai Belik, dan terpeleset jatuh ke sungai. Korban terbawa arus sungai,” jelasnya.