Rabu 24 Jul 2024 07:46 WIB

Harga Sayur Anjlok, Masjid Nurul Ashri Sleman Beli Langsung dari Petani

Sayuran ini dibeli ke petani dengan harga layak, bahkan di atas harga tengkulak.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Masjid Nurul Ashri di Jalan Deresan, Manggung, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DIY membeli sayur dari petani ketika harga anjlok. Sayuran yang dibeli bahkan lebih dari lima ton tiap pekannya.
Foto: dokpri
Masjid Nurul Ashri di Jalan Deresan, Manggung, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DIY membeli sayur dari petani ketika harga anjlok. Sayuran yang dibeli bahkan lebih dari lima ton tiap pekannya.

REJOGJA.CO.ID, SLEMAN — Masjid Nurul Ashri di Jalan Deresan, Manggung, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DIY membeli sayur dari petani ketika harga anjlok. Sayuran yang dibeli bahkan lebih dari lima ton tiap pekannya. 

Bendahara Baitulmal Masjid Nurul Ashri, Rozy Ahimsyah mengatakan, sayuran yang dibeli ke petani ini dikarenakan harga sayuran di petani turun. Bahkan, harga sayuran yang dibeli tengkulak ke petani tidak menutupi biaya operasional. 

Hal ini terjadi pada petani di Dusun Ngablak, Magelang, Jawa Tengah. Kondisi tersebut yang menjadikan Masjid Nurul Ashri membeli sayuran ke petani di wilayah tersebut melalui Program Belanja Sayur. 

“Kita melihat harga panen di situ begitu rendah, sehingga mereka itu mengeluhkan bahwa untuk modal saja cukup. Akhirnya kita berusaha membeli hasil panen mereka dengan harga layak, dengan harga lebih tinggi dari harga yang ditawarkan ke tengkulak,” kata Rozy kepada Republika saat ditemui di Masjid Nurul Ashri, Senin (22/7/2024). 

Sayuran ini dibeli ke petani dengan harga layak, bahkan di atas harga yang dipatok tengkulak. Setidaknya, ada 20 petani di kawasan tersebut yang hasil panennya dibeli oleh pengurus Masjid Nurul Ashri.  

Rozy menuturkan, ada dua skema pemberian dan pembagian sayuran yang dibeli dari petani tersebut. Skema pertama, sayuran yang dibeli diberikan untuk jamaah tiap hari Jumat setelah shalat subuh lewat bazar sayur yang digelar di halaman masjid. 

Sayuran yang dibeli ini didanai dari donasi dan sedekah jamaah. “Sayuran ini juga kita bagikan secara cuma-cuma ke masjid-masjid di sekitar Nurul Ashri dan juga ke panti-panti asuhan,” ucap Rozy.

Skema kedua, pihaknya menerima jasa titip (jastip) dari masyarakat maupun dari jamaah yang ingin membantu petani. Bagi yang ingin jastip sayuran, sayuran dibeli dengan harga sesuai yang dipatok petani dan ditambah dengan biaya operasional. 

“Kenapa motivasinya ada skema untuk jastip, karena supaya ingin memperluas pengaruh. Kalau uangnya dari budget Nurul Ashri kan terbatas, tapi kalau kita buka seluas-luasnya (ke masyarakat), lebih besar lagi pengaruhnya,” ungkap Rozy. 

“Jastip ini, harga yang kita berikan harga dari petani dan ditambah biaya operasional yang muncul. Kita sampaikan itu kepada yang mau nitip, karena kita butuh (membayar jasa) pick up (mobil untuk mengangkut sayur) karena barangnya berton-ton,” katanya. 

photo
Masjid Nurul Ashri di Jalan Deresan, Manggung, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DIY membeli sayur dari petani ketika harga anjlok. Sayuran yang dibeli bahkan lebih dari lima ton tiap pekannya. - (dokpri)

 

Dikatakan Rozy, untuk Program Belanja Sayur ini sudah berjalan sekitar dua pekan ini. Ke depannya, program ini akan terus dilakukan dalam rangka membantu petani agar hasil panennya dapat terserap dengan harga yang layak. 

“Awalnya kita beli bisa sampai 3,5 ton, tapi setelah itu terus meningkat bahkan sampai lima ton lebih sekali beli. Itu untuk membawa dari Magelang ke Yogya bisa butuh empat (mobil) pick up,” ucap Rozy. 

Saat ini pihaknya baru membeli sayur dari petani di Ngablak, Magelang. Namun, kedepannya dimungkinkan akan dibeli sayuran ke petani di daerah lainnya, terutama yang memiliki isu serupa dengan petani di Ngablak. 

“Kalau ada daerah lain yang petaninya harga panennya turun, tidak menutup kemungkinan juga akan kita beli hasil panennya,” jelasnya.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement