Selasa 16 Jul 2024 22:05 WIB

Kemenag Siapkan Langkah Cegah Konflik Saat Pilkada: Moderasi Beragama dan Mitigasi Konflik

Keamanan, ketenteraman, dan harmoni menjadi modal untuk membangun bangsa.

Red: Karta Raharja Ucu
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.
Foto: Dok Kemenag
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.

REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan dihelat pada November 2024. Berkaca dari kontestasi politik sebelumnya, potensi konflik dengan memanfaatkan sentimen agama masih menjadi ancaman. Untuk itu, Kementerian Agama (Kemenag) merencanakan sejumlah langkah untuk mengantisipasi potensi konflik yang mungkin terjadi.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, menuturkan, saat ini sudah menghangat lagi suasana di daerah menjelang Pilkada di November nanti. "Kita segera mendorong upaya pencegahan konflik dengan merekatkan kembali barisan. Kita telah memiliki instrumen penting pencegahan konflik, yaitu KMA No. 332 Tahun 2023. Semua aparatur Kemenag pusat sampai daerah, harus menjalankannya," ujar Adib dalam kegiatan Sekolah Penyuluh dan Penghulu Aktor Resolusi Konflik 2024 di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Adib menuturkan, pemerintah telah memiliki sistem untuk menangani sejumlah konflik yang terjadi di masyarakat. Menurutnya, sistem tersebut akan optimal jika terdapat SDM yang mampu menjalankannya.

"Sebuah sistem bisa optimal jika ada SDM yang menjalankannya. Agen-agen atau aktor resolusi konflik itulah yang akan menjalankan sistem itu," kata dia.

Guna membangun harmoni di tengah masyarakat, Adib berpendapat, diperlukan sinergi di internal Kemenag dari pusat dan daerah, hingga kerja sama lintas instansi. Misalnya dari mulai Kepolisian, TNI, Kesbangpol (Kemendagri), hingga Kejaksaan. "Kita coba membangun kolaborasi dengan instansi-instansi terkait," kata dia.

Menurut Adib, kerja sama tersebut harus dimulai dari tingkat pusat melalui MoU. Sehingga, stakeholder di daerah dapat langsung menjalankan tugasnya. "Nanti, kita lakukan piloting di beberapa daerah. Sehingga jika sudah bulat, kita terapkan secara nasional. Ujungnya, kita memiliki Peta Nasional Bangun Harmoni," tuturnya.

Adib menambahkan, keamanan, ketenteraman, dan harmoni menjadi modal untuk membangun bangsa. "Ada dua yang dibutuhkan, yakni penguatan moderasi beragama dan mitigasi konflik bernuansa keagamaan," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement