REJOGJA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair), Tuffahati Ullayyah, menanggapi langkah sejumlah perguruan tinggi yang memilih bekerja sama dengan pinjaman online (pinjol) untuk pembayaran uang kuliah tunggal (UKT). Menurut Tuffa, langkah tersebut merupakan langkah ngawur yang diambil perguruan tinggi.
Tuffa merasa beruntung karena hingga saat ini kampus tempat ia menempuh pendidikan tidak mengambil langkah tersebut. Ia pun berharap Unair tidak pernah bekerja sama dengan Pinjol untuk pemebayaran UKT, karena menurutnya langkah tersebut sama sekali tidak menyelesaikan masalah.
"Unair sejauh ini gak ada (kerja sama dengan Pinjol) dan jangan sampai ya. Karena menurutku itu (skema pembayaran UKT lewat Pinjol) ngawur," kata Tuffa kepada Republika, Selasa (30/1/2024).
Menurut Tuffa, seharusnya pemerintah atau universitas, utamanya yang berstatus PTNBH memiliki solusi yang lebih memudahkan mahasiswanya dalam pembayaran UKT. Tuffa juga berpendapat, perguruan tinggi yang bekeja sama dengan Pinjol untuk pembayaran UKT, justru membuka celah komersialisasi pendidikan.
"Apalagi semakin ke sini kan biaya pendidikan semakin mahal," ujarnya.
Tuffa mengungkapkan sejumlah langkah yang diterapkan Unair untuk memudahkan mahasiswanya yang kesulitan membayar UKT. Di antaranya dengan mengajukan banding agar biaya UKT bisa lebih murah.
Unair juga menerapkan skema angsuran UKT. Dimana mahasiswa yang keberatan dengan biaya UKT bisa membayarnya dengan cara mengangsur tiga kali dalam satu smester. Bagi mahasiswa smester akhir, Unair juga memperbolehkan mahasiswanya mengajukan penangguhan pembayaran UKT.
"Jadi mereka tetap bisa KRS-an tetap bisa mengambil mata kuliah meskipun belum membayar UKT," ucapnya.
Dadang Kurnia