REJOGJA.CO.ID, KARANGANYAR — Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengabarkan adanya puluhan orang tua di dua kecamatan yang menolak anaknya untuk imunisasi polio. Orang tua yang menolak imunisasi untuk anaknya itu diminta membuat surat pernyataan.
Imunisasi polio serentak tahap pertama dimulai 15 Januari 2024. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Warsito, berdasarkan data sementara ini, ada 86 orang tua yang menolak imunisasi polio anak. Menurut dia, jumlahnya masih fluktuatif karena imunisasi polio tahap pertama masih berjalan hingga 20 Januari mendatang.
“Vaksinasi polio belum selesai, jadi kita belum bisa menghitung yang menolak berapa (secara keseluruhan). Kalau kemarin, di Jatiyoso ada 77, yang sudah dilaksanakan di desanya. Di Tawangmangu ada sekitar sembilan,” kata Warsito, saat dihubungi awak media, Kamis (18/1/2024).
Warsito mengatakan, rata-rata orang tua yang menolak imunisasi polio anak itu sudah membuat surat pernyataan. “Iya, menolak (imunisasi) polio, kan sudah membuat surat pernyataan,” ujarnya.
Terhadap orang tua yang menolak itu, menurut Warsito, masih diupayakan dilakukan edukasi. Namun, bukan secara langsung oleh pemerintah, melainkan lewat forum masyarakat.
“Pendekatan kalau dari dinas sudah berupaya untuk membuat forum peduli imunisasi dari Kecamatan Tawangmangu sendiri dan Jatiyoso sendiri. Jadi, dari masyarakat ke masyarakat yang mengedukasi,” katanya.
Warsito menjelaskan, forum peduli imunisasi tersebut terdiri atas tokoh masyarakat, perangkat desa, hingga tokoh agama setempat. Ia mengatakan forum tersebut baru diadakan di dua kecamatan yang ada penolakan tersebut.
“Iya, pendekatan intensif ke keluarganya secara persaudaraan. Mereka sudah bosan dengan kita kan. Kalau dengan masyarakat itu sendiri akan beda, jadi lebih terbuka. Sementara baru dua kecamatan. Nanti ke depan ya bertahap ya, kira-kira ada penolakan, ya kita bentuk lagi,” kata Warsito.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Purwati, mengatakan, terkait adanya penolakan imunisasi polio anak itu, perwakilan WHO dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah sudah melakukan pemantauan.
“WHO dan Dinkes kami arahkan ke Jatiyoso. Memang penolakan ini karena keyakinan, tapi anaknya justru ingin divaksin karena melihat temannya divaksin. Akhirnya, sebagian, yang awalnya enggak mau, menjadi mau,” ujar Purwati.
Bagi yang masih menolak, menurut Purwati, mesti siap dengan konsekuensinya. “Surat pernyataan (penolakan) ini yang bikin mereka sendiri. Isinya agar anaknya tidak diimunisasi. Jadi, kalau suatu saat terjadi apa-apa, ya jangan tuntut pemerintah. Pemerintah kan sudah berupaya. Kalau ada apa-apa jangan menuntut, termasuk biaya sakit, ya harus tanggung jawab sendiri,” kata Purwati.