REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan bahwa potensi bahaya Gunung Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas. Saat ini, status aktivitas Merapi masih di tingkat siaga atau level 3.
Dalam sepekan terakhir pada periode pengamatan 1-7 Desember 2023, BPPTKG mencatat bahwa Merapi mengeluarkan guguran lava sebanyak 192 kali. Guguran lava ini mengarah ke selatan dan barat daya, yang meliputi 23 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter, dan 169 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter.
"Suara guguran terdengar empat kali dari Pos (Pengamatan Merapi di) Kaliurang dan (Pos) Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Sabtu (9/12/2023).
BPPTKG juga mencatat bahwa Merapi mengeluarkan enam kali awan panas guguran (APG) pada periode pengamatan 1-7 Desember. AGP tersebut mengarah ke selatan (hulu Kali Boyong) sebanyak dua kali, dan empat kali mengarah ke barat daya (hulu Kali Krasak dan Bebeng) dengan jarak luncur (APG) sejauh maksimal 3.000 meter.
"Dilaporkan terjadi hujan abu tipis di wilayah Kecamatan Sawangan, Magelang, dan Kecamatan Selo, Boyolali," ucap Agus.
Selain itu, AGP ini juga terjadi pada Jumat (8/12/2023) kemarin. Setidaknya, tercatat delapan kali Merapi mengeluarkan AGP Jumat kemarin sejak pukul 14.46 WIB hingga 15.48 WIB.
APG tersebut mengarah ke barat daya dengan jarak luncur mencapai 3.500 meter ke arah barat data atau ke Kali Krasak. Namun, pada Sabtu (9/12/2023) ini tidak teramati Merapi mengeluarkan AGP.
Terkait dengan kegempaan, tercatat enam kali gempa APG pada periode 1-7 Desember. BPPTKG juga mencatat 38 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 888 kali gempa Fase Banyak (MP), satu kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 1.045 kali gempa Guguran (RF), dan 17 kali gempa Tektonik (TT).
Dari data tersebut, terlihat intensitas kegempaan Merapi masih tinggi. Terutama pada gempa VTB dan MP yang lebih tinggi dibandingkan dengan gempa lainnya.
"Intensitas kegempaan minggu ini masih tinggi, terutama gempa VTB dan MP yang mengindikasikan adanya kenaikan aktivitas magmatik di kedalaman kurang dari 1,5 kilometer dari puncak," jelasnya.