Selasa 31 Oct 2023 13:44 WIB

Pakar Soroti Dukungan Yenny Wahid ke Pasangan Ganjar-Mahfud

Dukungan tokoh publik kepada kandidat merupakan kemunduran dalam pendidikan politik.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid (tengah) bersama Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid (kanan), Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa membacakan puisi saat deklarasi dukungan untuk bacapres Ganjar Pranowo dan bacawapres Mahfud MD di Jakarta, Jumat (27/10/2023). Yenny Wahid mengumumkan Barisan Kader (Barikade) Gus Dur resmi mendukung pasangan  Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid (tengah) bersama Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid (kanan), Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa membacakan puisi saat deklarasi dukungan untuk bacapres Ganjar Pranowo dan bacawapres Mahfud MD di Jakarta, Jumat (27/10/2023). Yenny Wahid mengumumkan Barisan Kader (Barikade) Gus Dur resmi mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.

REJOGJA.CO.ID,  SURABAYA -- Pakar politik Universitas Airlangga (Unair) Siti Aminah menyoroti arah dukungan barikade Gus Dur yang dipimpin Yenny Wahid ke pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Pasangan Ganjar-Mahfud merupakan pasangan yang diusung PDI Perjuangan. Sementara PDIP memiliki rekam jejak sejarah yang kurang baik dengan Gus Dur. 

Aminah menilai, arah dukungan Yenny Wahid kepada pasangan Ganjar-Mahfud merupakan politik pragmatis yang tidak berdasarkan pada substansi dan ideologi. Dukungan tersebut diarahkan karena kekecewaannya terhadap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Muhaimin Iskandar selaku ketua umum partai berlambang bola dunia tersebut.

 

"Barikade Gus Dur ini adalah bagian dari mesin politik. Yang perlu dipertimbangkan adalah politik itu sangat cair, akan ada banyak mesin-mesin politik baru yang dijalankan untuk memenangi Pilpres 2024," kata Aminah, Selasa (31/10/2023).

 

Aminah menilai, dukungan tokoh publik kepada kandidat Capres-Cawapres merupakan kemunduran dalam pendidikan politik masyarakat. Ia pun menyoroti banyaknya tokoh-tokoh publik yang berperan sebagai calo politik. Mereka menjual massanya untuk menerima reward di kemudian hari.

 

"Tapi, pemilih akan mempertimbangkan banyak hal dalam menentukan pilihan mereka, tidak hanya berdasarkan pada endorsement tokoh publik," ujarnya.

 

Aminah juga mempertanyakan kemampuan Yenny Wahid dalam membangun koordinasi mesin politik di antara mesin-mesin NU yang ada dengan baik. Aminah mengatakan, kolaborasi antara NU, dalam hal ini barikade Gus Dur pimpinan Yenny Wahid dan PDIP merupakan kolaborasi politik yang lebih berorientasi pragmatis.

 

"Pertanyaannya, mampukah Yenny Wahid membangun koordinasi mesin politik di antara mesin-mesin NU yang ada dengan baik?" kata Aminah.

 

Aminah pun menyarankan agar pasangan Ganjar-Mahfud tidak hanya mengandalkan dukungan tokoh publik, seperti Yenny Wahid, utamanya untuk menggaet suara Nahdliyin yang jumlahnya besar di Jatim. Pasangan tersebut, kata dia, juga perlu menyampaikan gagasan-gagasannya secara jelas dan konkret kepada publik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement