Kamis 19 Oct 2023 10:27 WIB

Pasca-Penembakan di Swedia, Uni Eropa akan Sepakati Pakta Perbatasan Baru

ISIS mengeklaim bertanggung jawab atas serangan di Brussels.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Fernan Rahadi
Sebanyak dua warga negara Swedia meninggal dan yang ketiga terluka dalam kondisi kritis akibat penembakan di Brussels pada Senin (16/10/2023) malam
Foto: AP
Sebanyak dua warga negara Swedia meninggal dan yang ketiga terluka dalam kondisi kritis akibat penembakan di Brussels pada Senin (16/10/2023) malam

REJOGJA.CO.ID,  BRUSSELS -- Komisi Eropa mengatakan pakta imigrasi Uni Eropa yang baru akan membantu mencegah serangan seperti penembakan yang menewaskan dua warga Swedia di Belgia. Sebelumnya, dua fans tim nasional Swedia tewas ditembak pencari suaka gagal dari Tunisia. 

"Eropa adalah solusinya, asalkan kami bisa memberlakukan peraturan-peraturan (baru)," kata Komisioner Uni Eropa Margaritis Schinas, Rabu (18/10/2023). 

Baca Juga

Kematian seorang guru yang dibunuh orang beretnis Chechnya di Prancis dan penembakan di Brussels, mendorong Eropa menerapkan langkah-langkah untuk mempercepat orang asing yang dianggap mengancam keamanan. 

Sudah lama Uni Eropa menyalahkan rendahnya angka pemulangan karena keengganan negara-negara asal, termasuk Tunisia untuk menerima kembali orang-orang tersebut. Uni Eropa mengatakan negara-negara anggota telah mengeluarkan 420 ribu keputusan pemulangan tahun lalu, namun hanya 77 ribu yang diimplementasikan.

Pakta baru ini disetujui sementara oleh sebagian besar negara Uni Eropa dan kini sedang dinegosiasikan lebih lanjut dengan Parlemen Eropa. Pejabat pemerintah negara anggota berharap akan ada kesepakatan tahun ini.

Para menteri migrasi Uni Eropa akan mendiskusikan rencana tersebut di Brussels pada Kamis (19/10/2023) ini, dan para pemimpin nasional akan bertemu pekan depan.

ISIS mengeklaim bertanggung jawab atas serangan di Brussels. Dalam sebuah video yang diunggah di internet sebelum dia dibunuh polisi, pelaku penembakan menyebut dirinya sebagai Abdesalem Al Guilani. Lembaga penyiaran pemerintah Belgia, RTBF, menyebut namanya sebagai Abdesalem Lassoued.

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran keamanan terkait konflik Israel-Hamas, meskipun jaksa penuntut mengatakan pria bersenjata itu tampaknya lebih termotivasi pembakaran Alquran di Swedia.

Pada bulan Agustus, Swedia meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme ke tingkat tertinggi kedua dan memperingatkan akan adanya peningkatan ancaman terhadap warga Swedia di dalam dan luar negeri setelah pembakaran tersebut memicu ancaman teroris.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement