REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) DIY menyebut inflasi pada September 2023 tercatat dalam kisaran sasaran yakni 3±1 persen. Plh Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan BI DIY, Agung Budilaksono mengatakan, rilis inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat 0,29 persen (mtm).
Hal ini menjadikan secara tahunan DIY mengalami inflasi sebesar 3,30 persen (yoy). Dengan perkembangan inflasi terkini, secara kumulatif inflasi DIY hingga September sebesar 2,18 persen (ytd).
"Terjaganya inflasi merupakan hasil koordinasi yang erat dan serangkaian implementasi kebijakan stabilisasi harga dan pemenuhan pasokan dari TPID DIY," kata Agung, Kamis (5/10/2023).
Dijelaskan, tekanan inflasi terutama disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok transportasi. Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, inflasi dipengaruhi oleh kenaikan harga besar, wortel, dan bawang putih.
Naiknya harga beras dalam beberapa pekan terakhir ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat El Nino. Sementara, harga bawang putih yang meningkat ditengarai akibat keterbatasan pasokan di wilayah DIY.
"Tekanan inflasi kelompok transportasi dipicu oleh penyesuaian harga BBM non subsidi yang terjadi di awal bulan (September)," ujar Agung.
Lebih lanjut, Agung menyebut laju inflasi DIY pada September 2023 masih dapat tertahan oleh penurunan harga di sejumlah komoditas inflasi. Untuk komoditas telur ayam ras, bawang merah, dan cabai rawit menjadi faktor penahan tekanan inflasi.
"Penurunan harga akibat pasokan yang terjaga karena produksi telur yang memadai dan panen raya bawang merah di Bantul dan Kulonprogo. Di sisi lain, komoditas angkutan udara juga mencatatkan penurunan pascapuncak perayaan HBKN," jelasnya.
Agung menuturkan, ke depan BI memperkirakan inflasi DIY akan terus berada pada kisaran targetnya 3±1 persen. Kondisi ini didukung oleh upaya TPID DIY dalam menjaga ketersediaan pasokan dan menjaga kestabilan harga melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Seperti operasi pasar, pasar murah, dan implementasi Strategi Pengendalian Harga Pangan (SPHP). "Kebijakan ini juga diperkuat oleh optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli, kerja sama antar daerah (KAD), dan monitoring risiko El Nino secara periodik," ungkap Agung.