REJOGJA.CO.ID, MAROKO -- Gempa bumi dengan kekuatan 6,8 skala Richter yang melanda Maroko pada Jumat (9/9/2023) lalu telah menelan ribuan korban jiwa. Data terbaru mencatat bahwa sebanyak 2.862 orang telah tewas, sementara 2.562 orang mengalami luka berat akibat bencana tersebut.
Sebagaimana dilansir dari media Morocco World News, gempa ini telah diakui sebagai salah satu yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir yang menghancurkan pemukiman penduduk dan infrastruktur penting di wilayah tersebut. Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di Kerajaan Maroko segera merespons dengan cepat atas kejadian tragis ini dan menggandeng Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang berpusat di Yogyakarta.
Dalam upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang cepat dan efektif, MDMC menugaskan Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Al Afik untuk menjadi bagian dari tim asistensi dalam respon penanganan dampak gempa di Maroko.
Saat dihubungi pada Senin (18/9/2023) Afik menjelaskan bahwa dia akan bertugas di Maroko selama 14 hari.
"Saya berangkat tanggal 13 September kemarin dan akan berada di Maroko sampai tanggal 26 September. Saya ke Maroko berdua dengan pak Wahyu Pristiawan Buntoro, yang juga merupakan utusan dari MDMC PP Muhammadiyah," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Republika.
Dalam tugasnya, Afik melakukan koordinasi dengan PCIM Maroko, menyusun Rencana Operasi (Renops) untuk menentukan Pos Pelayanan (Posyan), bentuk layanan, waktu layanan, dan sumber daya manusia (SDM). Afik juga ditugaskan untuk melakukan asistensi Manajemen Pos Koordinasi dan melakukan assessment di lokasi-lokasi tedampak gempa.
"Saya juga ditugaskan untuk berkoodinasi dengan para pihak, khususnya pemangku kepentingan dan NGO atau Lembaga Swadaya Masyarakat lokal dalam menyiapkan SDM-SDM untuk membantu penanganan pasca gempa," jelas Afik lagi.
Afik juga menyebut bahwa jumlah korban terus bertambah, termasuk korban luka dan lainnya. MDMC telah berkoordinasi dengan PCIM Maroko sejak awal terjadinya gempa, dan mereka juga telah mengumpulkan dana bantuan yang akan disalurkan oleh PCIM Maroko.
"Persiapan secara organisasi sudah dilakukan lewat Zoom meeting untuk mematangkan rencana-rencana yang akan kami lakukan di sini," katanya.
Lebih lanjut, Afik sebagai relawan yang ditugaskan untuk memberikan bantuan secara langsung di lokasi gempa tersebut menyatakan bahwa ia melihat tugas ini sebagai sebuah kebutuhan, bukan lagi sekadar kewajiban. Ia juga berharap pengalamannya sebagai relawan akan menambah keimanan dan kekuatannya.
"Semoga penanganan gempa yang terjadi di Maroko dapat terkelola dengan baik, karena kami di sini bertugas untuk membantu penanganan dan pengelolaan daerah-daerah yang terdampak bencana. Tentu kami berharap segalanya bisa tertangani dengan baik," ujarnya.