REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Kebakaran di kawasan Gunung Bromo ternyata turut menimbulkan dampak bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Kondisi itu menimpa masyarakat Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim).
Salah seorang warga Ngadas, Harjo (48 tahun) mengungkapkan, masyarakat di wilayah ini sempat tidak dapat bertani pada awal-awal kebakaran.
"Untuk pertanian di dua sampai tiga hari kemarin karena kan banyak debu, bekas kebakaran itu. Itu imbasnya ke pertanian," jelas pria yang juga petani dan penyedia homestay saat ditemui Republika di Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Rabu (13/9/2023).
Menurut Harjo, banyak masyarakat yang bertani batuk dan matanya perih akibat asap dan debu kebakaran. Situasi ini menyebabkan mereka harus libur sementara dari pertanian pada awal-awal kebakaran sehingga sempat merugi sekitar 40 sampai 50 persen.
Kondisi ini terutama dialami petani yang ladang pertaniannya dekat dengan hutan area kawasan Bromo yang terbakar. Pada awal kebakaran, kata dia, dampak kebakaran hanya terjadi pada udara saja.
Untuk masalah kesuburan tanaman masih dalam keadaan baik hingga saat ini. Adapun petani di Ngadas pada musim kemarau lebih banyak bercocok tanam bawang dan kentang.
Adapun saat ini, Harjo memastikan udara di kawasan Ngadas sudah terbilang aman dari debu dan asap kebakaran. "Kejadiannya cuma tiga hari kemarin yang sangat besar pengaruhnya," kata Harjo menambahkan.
Sebelumnya, telah terjadi kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo area Bukit Teletubbies. Kondisi ini menyebabkan Balai Besar Taman Nasional, Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) harus menutup total seluruh akses masuk ke kawasan wisata Bromo.
Penutupan berlangsung mulai 10 Oktober 2023 pukul 19.00 WIB sampai waktu yang belum dapat ditentukan. Diketahui pemadaman api di kawasan Bromo masih berlangsung hingga Rabu (13/9/2023).