Jumat 08 Sep 2023 23:59 WIB

Pakar: Ganjar dan Prabowo Perlu Segera Umumkan Cawapres Masing-Masing

Elite politik hingga akar rumput pemilih Anies sudah terus menguatkan soliditas.

Red: Fernan Rahadi
Pasangan Anies-Muhaimin
Foto: Republika/berbagai sumber
Pasangan Anies-Muhaimin

REJOGJA.CO.ID, BENGKULU -- Pakar politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu Panji Suminar menyebutkan bakal calon presiden Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto perlu segera mengumumkan pasangan calon wakil presiden yang masing-masing mereka pilih.

"Kalau tidak segera, itu akan merugikan Prabowo dan Ganjar, karena Anies Baswedan sudah mengumumkan pasangannya," kata Dr Panji Suminar di Bengkulu, Jumat (8/9/2023).

Menurut dia, dari elite politik hingga akar rumput pemilih Anies Baswedan sudah terus menguatkan soliditas menuju Pemilu 2024, sementara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih mengambang karena belum memiliki pasangan.

"Jadi konsolidasi, kerja-kerja, mengenalkan Ganjar dan Prabowo saat ini belum intens, karena belum ada kepastian pasangan apalagi pencalonan, akar rumput juga seperti itu, apakah mereka bakal maju atau tidak, pasangan saja belum sampai sekarang, seperti itu kira-kira pandangan di bawah," kata dia.

Panji mengatakan, semakin cepat pasangan calon presiden dan wakil presiden diumumkan akan semakin cepat juga mesin partai, relawan, dan simpatisan bergerak meyakinkan pemilih.

"Tentu semakin cepat dan panjang juga waktu mengenalkan pasangan calon ke masyarakat, semakin lama juga waktu meyakinkan masyarakat. Ingat, masa kampanye saat ini tidak lama, hanya 75 hari. Oleh karena itu semakin cepat diperkenalkan atau dideklarasikan semakin baik," kata Panji.

Hal lainnya yang dapat merugikan capres terlambat menentukan pasangan, kata dia adalah segmen pemilih yang disasar. Contohnya, menurut Panji ketika Anies menentukan Muhaimin Iskandar sebagai pasangannya, maka calon lain mesti memikirkan ulang strategi dan sosok pasangan yang akan mereka pilih.

"Cak Imin dipilih yang notabene warga Nahdliyin, maka Ganjar misalnya semula mau dipasangkan dengan Nasaruddin Umar, jadi harus pikir ulang karena ceruk suara sama warga NU. Prabowo juga begitu, apalagi ditinggal Cak Imin yang semula bersama dan berencana berpasangan," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement