REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Area di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies telah menjadi tempat terjadinya kebakaran di Gunung Bromo. Situasi ini mengakibatkan pengelola harus menutup sementara Kawasan Gunung Bromo dari wisatawan.

Mengetahui hal tersebut, maka sebenarnya apa itu Bukit Teletubbies? Mengapa lokasi tersebut menjadi tempat favorit wisatawan Gunung Bromo?

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber disebutkan bahwa Bukit Teletubbies termasuk julukan yang diberikan pada salah satu area di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Area tersebut diketahui memiliki bukit-bukit yang bentuknya mirip dengan latar tempat di serial televisi anak-anak Teletubbies.

Secara kasat mata, Bukit Teletubbies terlihat memiliki tanah yang berwarna hijau terang. Tidak hanya itu, area tersebut juga memiliki bukit-bukit kecil yang sangat menarik untuk wisatawan yang hendak berfoto.

Maria Yosi Felicia, Sumarmi, dan I Komang Astina dalam artikel ilmiahnya yang berjudul 'Evaluasi Geosite untuk Eduwisata' mengatakan, Bukit Teletubies memiliki tanaman tutupan lahan yang lebat. Oleh sebab itu, bukit ini tampak kehijauan saat musim hujan. Kemudian juga akan terlihat kecoklatan saat musim kemarau jika dilihat dari kejauhan.

Menurut penelitian mereka, proses dan bentuk perbukitan ini terlihat dengan baik. Sebab itu, bentuk perbukitan ini tidak memiliki ujung yang meruncing, Bahkan, bukit ini menyerupai mangkok terbalik yang berjajar.

Sementara itu, Abigail Putri Tesalonika dalam artikel populernya yang berjudul 'Destinasi Wisata Alam Gunung Bromo di Jawa Timur' menyatakan, Bukit Teletubbies tidak hanya dikenal sebagai area dengan deretan perbukitan tetapi juga padang savanah. Untuk mencapai tempat tersebut, pengunjung biasanya harus melewati lautan pasir yang juga menarik untuk diabadikan dalam foto.

Adapun waktu terbaik untuk mengunjungi Gunung Bromo terutama Bukit Teletubbies sebenarnya terjadi selama musim kemarau. Hal ini karena periode ini cuacanya cenderung lebih kering. Dengan situasi tersebut, maka dapat membuat pemandangan gunung dan bukit menjadi lebih indah dan terlihat baik serta jelas.

Meskipun demikian, juga perlu dicatat bahwa periode musim kemarau terutama Juli dan Agustus biasanya menjadi puncak musim kunjungan. Oleh karena itu, jumlah wisatawannya pun akan terlihat lebih banyak dari biasanya. Ditambah lagi, suhu pada pagi atau malam harinya akan terasa lebih dingin.