REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Festival Kirab Bregada Keprajuritan Tingkat Kapanewon Mlati Tahun 2023 digelar di Mlati, Sleman, Ahad (3/9/2023). Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo turut mengapresiasi atas digelarnya festival kirab di Kapanewon Mlati tersebut.
"Dengan kegiatan ini semakin menguatkan upaya pelestarian kebudayaan Jogja, khususnya di Kapanewon Mlati," kata Kustini dalam keterangannya, Senin (4/9/2023).
Kustini mengimbau kepada masyarakat di Kabupaten Sleman untuk turut berpartisipasi dalam upaya pelestarian seni dan budaya lokal yang menjadi ciri Keistimewaan Yogyakarta. Ia mengatakan pelestarian budaya juga perlu melibatkan generasi muda agar estafet pewarisan budaya tidak terputus.
Kustini berharap semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan Jogja.
“Melalui kegiatan gelar budaya Jogja ini dapat memberikan efek positif, bukan hanya pada upaya pelestarian budaya, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sleman," ucap Kustini.
Kepala Jawatan Sosial Kapanewon Mlati, Syarifah Thurayyah mengtakan Festival Kirab Bregada Keprajuritan Tingkat Kapanewon Mlati Tahun 2023 digelar sebagai Puncak Acara Gelar Budaya Jogja yang telah berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 25 - 27 Agustus 2023 dan 3 September 2023. Syarifah juga mengatakan Festival Kirab Bregada diikuti perwakilan 5 kalurahan dan 11 peserta dari berbagai unsur yang ada di Kapanewon Mlati diarak dari Lapangan Getas menuju Lapangan Tirtoadi.
Bregada Keprajuritan (Pasukan Prajurit) Bokeri dari Cebongan, Tlogoadi, Mlati keluar sebagai pemenang dalam festival tersebut.
Bregada Keprajuritan Bokeri meraih juara festival dengan menampilkan fragmen asal muasal nama 'Bokeri'.
Asal nama Bokeri yang diyakini berasal dari cerita turun temurun mengisahkan tentang penggembala di dusun Cebongan Kidul yang menggembalakan kerbaunya seperti hari - hari biasa. Dan suatu hari, penggembala lupa ada kerbau yang tertinggal di area penggembalaan. Setelah dicari oleh penggembala, kerbau tersebut sudah hilang tanpa meninggalkan jejak.
Untuk mengingat kejadian kerbau yang tertinggal dan hilang tersebut, masyarakat sering menyebut bokeri atau kebo keri (kerbau tertinggal).