REJOGJA.CO.ID, BANTUL -- Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian menyebut produktivitas panen bawang merah di lahan kawasan pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 20 ton per hektare (ha), atau di atas rata-rata nasional yang 10 ton per hektare.
"Produktivitas bawang merah termasuk tinggi di kawasan selatan Yogyakarta, kalau rata rata nasional sekitar 10 ton per hektare, laporan dari Pak Kadinas bisa mencapai 20 ton per hektare, artinya dua kali lipat dari rata-rata nasional," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto di Yogyakarta, Jumat (25/8/2023).
Menurut dia, produktivitas panen bawang merah kawasan selatan DIY seperti yang dipaparkan kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) DIY, antara 18 ton sampai 20 ton tersebut, merupakan hasil yang luar biasa menguntungkan bagi petani.
"Ini luar biasa, hitung-hitungan kasar saja, dengan panen bawang merah 20 ton per hektare minimal pendapatan bersih kurang lebih sekitar antara Rp 80 juta sampai Rp 100 juta per musim tanam bawang merah, itu minimal," katanya.
Meskipun demikian, kata dia, pendapatan dari budi daya komoditas hortikultura itu juga tergantung harga bawang merah saat ini. Kalau rata rata harganya Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu per kilogram di tingkat petani, kurang lebih hasilnya antara Rp 80 juta sampai Rp 100 juta.
"Itu keuntungan bersih, jadi kalau budi daya bawang merah dilaksanakan dalam satu tahun dua kali musim tanam dengan harga yang sama, artinya pendapatan sebesar Rp 200 juta bisa diraup petani," ungkapnya.
Dikatakan, itu pun belum termasuk kalau para petani bawang merah pantai selatan DIY menanam tanaman pangan lain di sela-sela lahan, seperti tanaman cabai, yang juga produktivitas panen hitungannya menjanjikan.
"Misal cabai rawit di kawasan selatan DIY bisa panen 20 sampai 30 kali tergantung pemupukan, artinya dengan situasi kondisi seperti sekarang ini dengan topografi yang luar biasa di kawasan selatan Yogyakarta ini merupakan anugerah luar biasa," kata dia.
Sementara itu, Kepala DKPP DIY Sugeng Purwanto mengatakan, setidaknya ada lahan 200 hektare di kawasan selatan DIY yang ditanami bawang merah program agro electrifying, dan sudah dilakukan ubinan atau penghitungan, produktivitas panen rata-rata 18 sampai 20 ton per hektare.
"Dengan harga total untuk satu hektare plus minus petani bisa mendapatkan hasil di atas Rp 200 juta, sementara untuk biaya produksinya sebesar Rp 130 juta sampai Rp 150 juta per hektare, artinya petani kita sudah cukup kaya dengan hasil ini," ujarnya.