REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Batu menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang salah satunya dipengaruhi fenomena El Nino.
Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu, mengatakan bahwa pemerintah daerah bersama sejumlah pemangku kepentingan telah melakukan rapat koordinasi untuk mendeteksi fenomena El Nino dan ancaman karhutla.
"Rapat ini menjadi momen yang tepat, karena kita merumuskan langkah strategis untuk mencegah potensi bencana," kata Aries.
Aries menjelaskan, rapat koordinasi untuk mengantisipasi kekeringan dan karhutla tersebut melibatkan Kepolisian Resor (Polres) Batu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Menurutnya, pelaksanaan rapat koordinasi tersebut merupakan upaya untuk melakukan deteksi dini fenomena El Nino dan karhutla, mengingat wilayah Kota Batu memiliki sebagian wilayah yang merupakan hutan dan lahan pertanian.
"Sehingga perlu adanya tindakan pencegahan agar tidak berdampak pada perekonomian dan masyarakat Kota Batu, termasuk sektor pariwisata," katanya.
Ia menambahkan, sejumlah langkah antisipasi yang dilakukan Pemerintah Kota Batu tersebut antara lain adalah dengan diterbitkannya Surat Keputusan Wali Kota tentang Status Siaga Darurat Bencana Karhutla Nomor 188.45/106/KEP/422.012/2023.
"Selain itu, juga melakukan koordinasi dengan Tahura Raden Soerjo dan Perhutani KPH Malang, serta memberikan imbauan melalui media sosial dan melakukan sosialisasi mitigasi bencana," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu menambahkan, wilayah Kota Batu memiliki enam potensi bencana yang perlu diwaspadai antara lain tanah longsor, banjir, cuaca ekstrem, kebakaran hutan, gempa bumi dan erupsi gunung berapi.
"Untuk saat ini, fokus utama kita pada antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Sebagian besar desa dan kelurahan, memiliki potensi bencana karhutla kategori sedang," katanya.
Namun, ada beberapa desa yang berpotensi tinggi terjadi kebakaran hutan, yakni Desa Sumberbrantas, Desa Sumbergondo dan Desa Tulungrejo yang terletak di wilayah Kecamatan Bumiaji.