Selasa 15 Aug 2023 17:43 WIB

TPA Blondo Over Kapasitas, Dewan Ingatkan Perlunya Teknologi Pengolahan Sampah

Sejumlah kampus juga menyiapkan teknologi pengelolaan sampah tersebut

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Aktivitas pemilah sampah di TPA Blondo, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
Foto: Dokumen
Aktivitas pemilah sampah di TPA Blondo, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

REJOGJA.CO.ID, UNGARAN -- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Muzayinul Arif, mengingatkan Pemkab Semarang untuk segera mengeksekusi berbagai teknologi alternatif dalam pengelolaan sampah menjadi bahan yang lebih bermanfaat.

Di tengah problem over kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, eksekusi ini sangat dibutuhkan mengingat produksi sampah (harian) yang tidak dapat masuk ke TPA ternyata jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan sampah yang bisa dikelola TPA Blondo.

Terlebih upaya Pemkab Semarang untuk mencari lokasi pengganti TPA Blondo juga belum mendapatkan kejelasan, setelah masa kelayakan penggunaan TPA tersebut juga sudah empat tahun ini terlampaui.

“Pertanyaannya, berani tidak pemkab mengeksekusi teknologi pengelolaan sampah yang sekarang ini sudah banyak tersedia,” ungkapnya, saat dikonfirmasi di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (15/8/2023).

Menurutnya, rencana pemkab mencari lokasi pengganti TPA Blondo yang sudah over kapasitas ini sebenarnya ‘cerita’ yang sudah lama, tetapi pertanyaannya lokasi yang sesuai regulasi bahwa lokasi TPA baru itu harus seperti apa, bagaimana, dan di mana belum ditemukan.

“Sehingga sampai hari ini pun juga belum ada kepastian atau kejelasan mau dipindahkan ke mana, di mana, atau mengoptimalisasi program apa juga belum jelas,” kata legislator PKB Kabupaten Semarang ini.

Sementara untuk program pengelolaan ‘zero sampah’ saat ini juga didorong dengan detil teknis seperti pengelolaan sampah di Banjarnegara atau Banyumas yang sampai saat ini sudah sampai pada penganggaran.

Antara lain mengoptimalkan bank-bank sampah, TPS Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) kemudian di TPA nanti pengolahan sampah sampai level zero. Namun dengan rasio volume sampah yang bisa tertampung dan yang tidak dapat tertampung oleh TPA Blondo bukan perkara yang mudah.

Tekait hal ini, Muzayinul menyarankan agar dibuat kantong-kantong tempat pengolahan  sampah. Karena sampah yang produksinya terus bertambah dan kalau tidak dikelola dengan baik pada akhirnya juga menjadi ‘penyakit’.

Di balik persoalan pengelolaan sampah yang saat ini dihadapi, lanjutnya, sebenarnya alternatif teknologi membantu mengurai pengelolaan sampah sudah sangat tersedia dan hanya tinggal bagaimana keberanian untuk mengeksekusi.

Misalnya sampah dikelola 100 persen menjadi bahan baru yang bisa dipakai untuk hal-hal yang baru itu sudah tersedia dan terkait hal ini wakil rakyat juga sudah belajar ke mana-mana dan itu terbukti kemanfaatannya.

Bahkan, kampus juga sudah menyiapkan teknologi pengelolaan sampah tersebut, seperti Universitas Tidar Magelang saja punya teknologi pengolahan sampah menjadi energi alternatif yang bersih dan ramah linkungan, pupuk organik atau barang lain yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.   

Kalau persoalan bank sampah atau apa, sebenarnya pertanyaannya cukup sederhana, sampah ditunda menjadi sampah atau memang tetap menjadi sampah. “Karena yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana sampah itu menjadi uang, seperti apa caranya,” lanjut Muzayinul.  

Sebab DPRD sebenarnya juga sudah siap menganggarkan untuk memanfaatkan teknologi pengolahan sampah. “Sekarang tinggal Dinas Lingkungan Hidup (DLH) siap nggak mengeksekusi itu,” jelasnya.

Muzayinul juga menyampaikan, eksekutif tetap mengapresiasi Pemkab Semarang telah melakukan berbagai langkah dan upaya untuk mengantisipasi keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah di TPA Blondo.

Namun untuk melihat sejauh mana upaya tersebut efektif, juga harus melihat mengapa sekarang tempat sampah itu sekarang tidak muat. “Artinya apa, berarti itu juga belum efektif,” tegas wakil ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Semarang ini.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement