REJOGJA.CO.ID, BOGOR -- Proses pencarian dan evakuasi delapan warga Bogor yang terjebak di dalam lubang tambang emas rakyat, Desa Pancurendang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, resmi dihentikan pada Selasa (1/8/2023). Tim Search and Rescue (SAR) pun memasang nisan simbolis bertuliskan nama delapan korban, dan dilakukan upacara tabur bunga oleh keluarga korban.
Penata Penanggulangan Bencana Muda pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, mengatakan pencarian dihentikan pada hari ketujuh, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pencarian. Sebanyak 13 personel BPBD Kabupaten Bogor jug membantu pencarian sejak Kamis (27/7/2023).
“Tim SAR sudah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai peralatan yang dimiliki dan berbagai alternatif penanganan. Tetapi kita tidak bisa menyelamatkan para kroban karena lubang atau sumur tersebut masih masuk air,” kata Adam kepada Republika, Rabu (2/8/2023).
Adam menjelaskan, pada hari terakhir pencarian, kondisi lubang bernama Sumur Bogor, tempat di mana para penambang asal Bogor tertimbun masih tergenang air. Bahkan, upaya penyedotan air yang dilakukan sejak hari pertama terhitung tidak efektif.
Ia mengatakan, tinggi muka air yang mengisi Sumur Bogor, sama dengan Sungai Datar yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi kejadian. Berdasarkan informasi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, diperkirakan para penambang terkena lapisan artesis atau air tanah yang alirannya tidak bisa berhenti.
"Itu, penjelasan dari Dinas ESDM, ini kemungkinan penggali itu lapisan artesis, itu lapisan Dalam air. Jadi yang disedot sebanyak apapun tidak akan kering, itu sama aja kaya ngelawan alam,” kata Adam.
Diperkirakan, kata dia, kedalaman sumur mencapai sekitar 70 hingga 80 meter. Ketika tim SAR mencoba memasukkan kamera secara vertikal, kamera tersebut terpentok material di kedalaman 18 meter.
“Sedangkan track pertama itu kedalaman sekitar 20 meter, jadi ada selisih satu sekian meter. Padahal kamera harusnya bisa menjangkau hampir 100 meter,” ujarnya.
Jelang penghentian pencarian, kata Adam, tim SAR berdiskusi dengan pihak keluarga korban yang ada di lokasi pencarian. Setelah diskusi, keluarga korban mengikhlaskan anggota keluarganya yang hilang tertimbun di lubang galian tambang tersebut.
"Sehingga akhirnya dengan kesepakatan pihak keluarga, keluarga sudah ikhlas, kita diskusi karena pihak keluarga juga hadir di sana membantu dan menyaksikan. Kemudian dibuat prasasti dibuat khusus untuk delapan orang itu dan tabur bunga,” jelas Adam.
Ia menambahkan, ke depan lubang galian tambang itu akan ditutup. Namun akan dilakukan pengambilan alat bukti oleh kepolisian setempat.
“Lubang nantinya ditutup, cuma kemarin belum karena untuk pengambilan alat bukti kepolisian. Jadi peralatan (tambang) yang ada di situ ditarik semua, nantinya ke depan akan ditutup,” ujarnya.
Sebelumnya, diberitakan Kepala Kantor SAR Cilacap Adah Sudarsa di Banyumas menjelaskan, Tim SAR gabungan yang dikoordinasi Kantor SAR Cilacap melakukan upaya evakuasi terhadap delapan orang penambang.
“Delapan penambang itu dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang sejak Selasa (25/7/2023), pukul 23.00 WIB, karena tiba-tiba datang air yang menggenangi area pertambangan,” ujarnya, Rabu (26/7/2023).
Ia mengatakan berdasarkan data, delapan penambang yang terjebak itu terdiri atas Cecep Suriyana (29 tahun), Rama Abd Rohman (38), Ajat (29), Mad Kholis (32), Marmumin (32), Muhidin (44), Jumadi (33), serta Mulyadi (40) dan seluruhnya berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat.