Senin 17 Jul 2023 14:52 WIB

Wilayah Dlingo Bantul Terdampak Kekeringan, Dinsos Pasok Ribuan Liter Air Bersih

Beberapa pompa air juga tidak dapat berfungsi optimal.

Red: Yusuf Assidiq
 Penyaluran bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan (ilustrasi)
Foto: Bowo Pribadi
Penyaluran bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan (ilustrasi)

REJOGJA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Sosial Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengirimkan bantuan ribuan liter air bersih ke Kecamatan Dlingo untuk masyarakat seiring kekeringan yang melanda wilayah itu pada musim kemarau ini.

"Di wilayah Dlingo beberapa kali sudah kita kirimkan tangki air bersih. Satu tangki itu berkapasitas 8.000 liter, hampir setiap pekan kita kirim 1-2 tangki," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bantul Gunawan Budi Santoso di Bantul, Senin (17/7/2023).

Ia mengatakan, distribusi bantuan air bersih ke Kecamatan Dlingo yang berada di daerah dataran tinggi tersebut sudah dilakukan sejak dua pekan lalu karena masyarakat di wilayah itu mengalami kesulitan air akibat kemarau.

Selain sumber air yang menipis, kata dia, beberapa pompa air di Kecamatan Dlingo juga tidak dapat berfungsi optimal sehingga masyarakat kesulitan mendapat air bersih untuk konsumsi harian.

"Bukan karena aspek kekeringannya saja, melainkan karena ada beberapa pompa yang kurang bagus, kurang optimal saja. Dan kita kirim tangki untuk persediaan beberapa hari, karena kan tidak mungkin, begitu habis kita kirimkan," katanya.

Yang terpenting, lanjutnya, masyarakat di wilayah terdampak kekeringan tersebut terpenuhi kebutuhan air bersih mereka, mengingat air merupakan kebutuhan dasar.

"Air bersih untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi warga sehari-hari, bukan untuk irigasi pertanian. Jangan sampai warga berkekurangan untuk air bersihnya karena itu menyangkut aspek kesehatan, bahaya kalau kemudian air bersih kurang," ujar dia.

Dalam penanganan kekeringan dampak kemarau, pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul dan Palang Merah Indonesia (PMI) agar distribusi bantuan air bersih tepat sasaran.

"Kita simultan, saling koordinasi dengan BPBD. Tidak perlulah untuk menangani kekurangan air seperti itu kita harus beradministrasi dulu, yang bisa kita lakukan, ya kita lakukan. Kalau BPBD tidak mampu kita suport. PMI, BPBD, satu kesatuan sinergi, di kita stok air tak terbatas," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement