REJOGJA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Jawa Timur (Jatim) dikenal memiliki berbagai bangunan dan peninggalan bersejarah. Hal ini tidak terkecuali sejumlah candi yang salah satunya berada di Kabupaten Tulungagung.
Masyarakat setempat mengenalnya dengan Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup. Candi ini berada di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Lokasi ini berjarak sekitar 7,1 kilometer (km) dari Stasiun Tulungagung apabila ditempuh dengan sepeda motor.
Syamsul Arifin (32 tahun) merupakan salah satu pengunjung asal Malang yang sengaja datang ke Candi Sanggrahan. Ia ingin melihat langsung candi tersebut sebagai bahan edukasi bersama keluarganya. Namun sayangnya, Syamsul tidak dapat memasuki candi tersebut karena ditutup.
Syamsul melihat tidak ada petugas yang menjaga pintu masuk Candi Sanggrahan. Meskipun demikian, dia dan keluarganya masih dapat menyaksikan candi tersebut dari luar pagar. "Sepertinya baru dipugar karena terlihat masih cukup kokoh dan bagus," jelas Syamsul kepada Republika.
Berdasarkan catatan sejarah, keberadaan Candi Sanggrahan diperoleh dari laporan J Knebel pada 1908. Saat itu, ia menjumpai lima buah arca Dhyani Buddha di sekitar Candi Sanggrahan. Lalu tujuh tahun selanjutnya, Oudheikundige Dienst (Dinas Purbakala Masa Kolonial Belanda) melakukan penelitian di candi tersebut.
Candi Sanggrahan ini sudah mengalami beberapa kali kegiatan pemugaran. Hal ini diawali pada masa kolonial Belanda yang kemudian dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur pada 2019. Pemugaran ini disertai dengan kegiatan penataan lingkungan di sekitarnya.
Adapun kontruksi bangunan Candi Sanggrahan terdiri atas dua tingkat kaki candi. Masing-masing tingkat kaki itu berdenah bujur sangkar dengan arah hadap ke barat. Kemudian juga diketahui mempunyai dimensi ukuran 9,06 meter x 9,06 meter (m) dengan dan tinggi 5,86 m.
Selain itu, candi tersebut juga diketahui memiliki lima arca Dhyani Buddha tanpa kepala. Keberadaan arca ini dapat diyakini bahwa latar belakang keagamaan Candi Sanggrahan adalah Buddhis.
Candi Sanggrahan ini diduga berkaitan dengan keberadaan Candi Boyolangu atau Candi Gayatri. Kedua candi tersebut berjarak sekitar 4 km apabila ditempuh dengan sepeda motor.
Sejumlah catatan sejarah meyakini Candi Sanggrahan berkaitan dengan peristirahatan rombongan pembawa jenazah pendeta perempuan Budha bernama Gayatri yang bergelar Rajapadmi sebelum ditempatkan di Candi Boyolangu. Candi Sanggrahan ini diduga dibangun pada jaman Majapahit yakni masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1359-1389 Masehi).