REJOGJA.CO.ID, BLORA -- Pencemaran air yang terjadi di kawasan hulu sungai Bengawan Solo, mengakibatkan kualitas air bersih yang diproduksi oleh PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora Jawa Tengah kembali terganggu.
Puncaknya berlangsung pada pekan kemarin, saat air yang diproduksi oleh PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora berwarna hitam pekat, hingga tidak layak untuk dikonsumsi oleh para pelanggan.
"Pada hari Jumat dan Sabtu, airnya berwarna hitam pekat selama dua hari," ungkap Direktur PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora, Yan Riya Pramono yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (22/6/2023).
Kendati begitu, katanya, dalam kondisi air baku yang tercemar tersebut PDAM Tirta Amarta berupaya semaksimal mungkin unruk tetap memberikan pelayanan kepada para pelanggannya, yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Blora.
Untuk dampak pencemaran yang terjadi pada akhir pekan kemarin, jelas Yan Riya, dilakukan dengan upaya menceburkan lumpur di Bengawan Solo dan mengolah air baku tersebut dengan bahan kimia yang lebih banyak.
Sehingga PDAM ini tetap bisa beroperasional meskipun sebetulnya hanya menguragi kepekatan warna air yang terdampak saja. "Karena andalam air baku kita hanya dari sungai Bengawan Solo, untuk melayani pelanggan dari Cepu hingga Blora," ungkapnya.
Upaya itu, jelasnya, menjadi satu-satunya cara yang dapat dilakukan oleh PDAM Tirta Amerta Kabupaten Blora walaupun prosesnya juga mengakibatkan biaya produksi bertambah, karena kaporit dan tawasnya harus ditambah.
Ia juga menyampaikan, berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya, kandungan cemaran air baku dari sungai Bengawan Solo relatif sama dan kondisi ini jamak terjadi pada saat musim kemarau saat debit air sungai Bengawan Solo juga mengalami penurunan.
Berdasarkan pengamatannya setelah sempat mengalami pencemaran parah pada akhir pekan kemarin kualitas air baku dari sungai Bengawan Solo mulai membaik, dalam beberapa hari terakhir.
Sehingga kualitas air yang disalurkan hingga ke rumah-rumah pelanggan pun juga relatif membaik kualitasnya dan komplain dari sebagian pelanggan yang masih mengeluhkan kualitas air PDAM pun juga mulai berkurang.
Namun begitu, problem pencemaran air baku dari sungai Bengawan Solo tersebut tetap menjadi tantangan PDAM Tirta Amarta, teritama pada saat musim kemarau seperti sekarang ini.
"Inginnya, ke depan ya tidak ada pencemaran lagi. Sehingga problem seperti ini tidak terulang dan masyarakat dapat menikmati air bersih dengan kualitas lebih baik," jelas Yan Riya.
Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming meminta maaf karena sungai Bengawan Solo tercemar limbah. Kendati demikian pihaknya menegaskan akan segera berkoordinasi dengan daerah sekitar untuk menindaklanjuti hal tersebut.