REJOGJA.CO.ID, DENPASAR -- Pembahasan rencana pembangunan terminal khusus liquified natural gas (Tersus LNG) masih terus bergulir. Kawasan Pantai Sidakarya, Intaran, Serangan, dan Sesetan dinilai sebagai daerah paling ideal untuk membangun tersus LNG tersebut. Ketiganya merupakan kawasan yang akan ditata sesuai kesepakatan dalam proyek LNG di Sidakarya.
Pakar maritim, Ketut Sudiarta, menilai pembangunan tersus LNG ini juga akan memberikan manfaat dalam penataan kawasan di empat wilayah tersebut. Sebab, kata doktor manajemen perairan IPB Bogor ini, pembangunan tersus LNG akan memberikan material yang menunjang penataan wilayah pesisir selatan Bali tersebut.
"Kalau tidak jalan LNG-nya itu, tidak ada material untuk penataan pantai pesisir di sana, karena material untuk penataan pantai itu kan nanti diperoleh dari pengerukan alur itu," kata Ketut kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Ketut menegaskan, penataan wilayah di sekitar pembangunan LNG itu menjadi sangat penting dilakukan. Sebab, Sidakarya yang merupakan lokasi rencana pembangunan LNG tersebut, saat ini telah menjadi kantong-kantong kumuh.
"Kawasan itu yang sekarang ada di Kota Denpasar yang di lokasi rencana tersus itu kan satu-satunya yang menjadi kantong-kantong kumuh. Baik dari kumuh lingkungan, maupun dari identitas yang tidak tertata. Sehingga, (penataan) itu sangat urgen," ujar dosen Ilmu Kelautan Universitas Warmadewa Denpasar itu.
Selain itu, Ketut melanjutkan, beberapa wilayah di sekitar Sidakarya juga sudah mulai dilakukan penataan. "Karena penataan kawasan itu terpadu. Jadi, urgensinya kan pantai-pantai lain sudah ditata itu. Misalnya di sekitar (Pulau) Serangan, (PT) BTID (Bali Turtle Island Development), Pantai Sanur. Sebelah timurnya, di Pantai Jimbaran juga ditata oleh Badung," ujarnya.
Oleh karena penataan kawasan secara terpadu, Ketut mengatakan, penataan tersebut harus dilakukan secara keseluruhan dan saling terintegrasi dengan wilayah-wilayah lainnya. "Ya, (harus) ditata secara keseluruhan. Dan kawasan itu juga apple to apple dengan kawasan lainnya," ujarnya.
"Artinya, supaya terpadu semua, tidak elok misalnya KEK kura-kura bagus, di sebelahnya kumuh, membantu citra bagi BTID. Itu kan kontribusinya, gimana di sebelahnya masih berantakan," katanya menambahkan.
Proyek tersus LNG Sidakarya yang melewati empat desa adat ini akan terintegrasi dengan penataan Pelabuhan Serangan, Pantai Intaran, serta revitalisasi Pantai Sidakarya.
Pantai Intaran yang dilalui sungai akan dinormalisasi sehingga menjadi solusi banjir dari Renon Denpasar. Selain itu, penataan pantai ini juga akan mempermudah akses warga Sidakarya melakukan upacara Melasti yang nantinya bisa dilakukan di pantai sendiri.
"Misalnya, tempat-tempat (upacara) Melasti Desa Sidakarya. Itu sangat urgen untuk dia punya pantai untuk Melasti dan normalisasi alur sungainya supaya pengurangan banjir di Desa Sidakarya. Begitu juga Sesetan itu, bagaimana mengoptimalkan keberadaan Dermaga Segara Kodang yang ada itu supaya juga berfungsi untuk menumbuhkan ekonomi lokal," ujar Ketut.
Sementara untuk Pulau Serangan yang letaknya di sebelah selatan Sidakarya, Ketut mengatakan wilayah tersebut nantinya akan mendapat manfaat dari segi pengembangan pelabuhan.
"Kalau Serangan itu memang kepentingannya itu terutama untuk pengembangan pelabuhan, karena kalau itu tidak dikembangkan, itu nanti kedepannya Pelabuhan Sanur itu crowded juga jadi untuk berbagi peran juga. Jadi, sangat urgen termasuk di Intaran itu kan ada dermaga eksisting, itu juga harus diaktivasi supaya juga bermanfaat bagi ekonomi masyarakat," katanya.