Jumat 27 Jan 2023 15:01 WIB

2.500 Calon PMI Ikuti Verifikasi Dokumen Pekerja Migran ke Korsel

Para calon PMI itu tidak hanya dari Jateng, namun juga Jawa Timur.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat memberikan pengarahan kepada para peserta Verifikasi Dokumen Pendaftaran Ujian EPS-Topik Bagi Calon Pekerja Migran Indonesia, Program G To G Korea Selatan, di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jumat (27/1).
Foto: Dok. Republika
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat memberikan pengarahan kepada para peserta Verifikasi Dokumen Pendaftaran Ujian EPS-Topik Bagi Calon Pekerja Migran Indonesia, Program G To G Korea Selatan, di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jumat (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kesempatan bekerja di luar negeri harus dimanfaatkan dengan baik oleh para Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kesempatan ini menjadi momentum untuk menimba pengalaman sebanyak-banyaknya.

Sehingga ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan selama bekerja di luar negeri bisa diterapkan dan dibagikan setelah pulang kembali ke Tanah Air. “Kelak mereka akan pulang, sehingga bisa join dengan pekerjaan yang lebih besar di negara sendiri atau bahkan bisa menjadi enterpreneur,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menyapa ribuan peserta Verifikasi Dokumen Pendaftaran Ujian EPS-Topik Bagi Calon Pekerja Migran Indonesia Program G To G Korea Selatan, di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jumat (27/1/2023).

Tak terkecuali, lanjut gubernur, para calon PMI yang akan bekerja di Korea Selatan dan hari ini sedang melaksanakan verifikasi. Orang nomor satu di Jateng ini juga memberikan apresiasi kepada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang telah memulai program ini di Jateng dengan menggandeng perguruan tinggi.

Sehingga pelatihan diberikan kepada para calon PMI sesuai dengan kebutuhan kerja di luar negeri, paling tidak dari sisi bahasa sebagai media berkomunikasi. Sebaliknya, para calon PMI juga harus mempersiapkan diri dan teknologi terakhir di tempat kerjanya mesti dijajaki dari awal.

 

“Agar mereka betul-betul adaptif dengan kemampuan yang telah dipersiapkan dengan baik,” tegasnya dalam acara yang juga dihadiri Kepala BP2MI, Benny Rhamdani ini. Kerja sama antarnegara, selain membuka dan memberikan kesempatan bagi pencari kerja juga bisa jadi modal untuk mereka nantinya kembali dengan taraf hidup yang relatif lebih baik.

Karena hal itu sudah ditunjukkan oleh beberapa orang yang dulu juga merintis dari pekerja migran. “Beberapa orang yang sudah bekerja di luar negeri, pengalamannya lebih baik hidupnya juga lebih baik,” tegas dia.

Sementara itu, sebanyak 2.500 orang calon PMI mengikuti Verifikasi Dokumen Pendaftaran Ujian EPS-Topik Bagi Calon Pekerja Migran Indonesia Program G To G Korea Selatan, di Unnes kaliini. Mereka calon PMI itu tidak hanya dari Jateng, namun juga berasal Jawa Timur.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jateng, Sakina Rosellasari menambahkan, program G to G ke Korea Selatan pada 2023 ini dilaksanakan di Unnes oleh BP2MI.

Proses verifikasi dokumen mulai 20 sampai 27 Januari 2023 dengan jumlah pendaftar mencapai 35.589 orang dan 17.653 di antaranya berasal dari Jateng. “Khusus untuk hari ini verifikasi untuk 2.500-an peserta,” jelasnya.

Pada program ini, lanjutnya, sektor kerja yang dibuka adalah untuk sektor manufaktur dan perikanan. Kebanyakan para peserta merupakan lulusan SMK dan mereka sudah menyiapkan kemampuan bahasa Korea Selatan.

Tahapan seleksi dimulai dari pendaftaran online, verifikasi dokumen, dan ujian bahasa, selanjutnya melamar ke perusahaan.

Setelah itu tes kesehatan dan proses oleh perusahaan di Korea Selatan dan penyiapan dokumen profil diri proses tersebut dilakukan oleh BP2MI. “Untuk kuota 2023 berjumlah 12 ribu pekerja, dengan rincian 10 ribu manufakturing dan 2.000 sektor perikanan,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement