Rabu 07 Dec 2022 17:16 WIB

Wabup Lumajang Temukan Kamera Thermal Rusak di Pos Pantau Semeru

Alat itu dipasang dengan tujuan untuk membantu mengidentifikasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas menunjukkan monitor yang menunjukkan perkembangan aktivitas Gunung Semeru dari pos pantau di desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur sejauh 2,5 kilometer yang mengarah ke Curah Besuk Kobokan.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Petugas menunjukkan monitor yang menunjukkan perkembangan aktivitas Gunung Semeru dari pos pantau di desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur sejauh 2,5 kilometer yang mengarah ke Curah Besuk Kobokan.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati menemukan kamera thermal rusak saat mengunjungi Pos Pantau Semeru pada Ahad (4/12/2022). Hal ini diungkapkan Indah saat mengikuti konferensi pers (konpers) secara daring bersama Badan Geologi, Kementerian ESDM, Rabu (7/12/2022).

Menurut Indah, kamera thermal di Pos Pantau Semeru hanya berjumlah satu buah. Sebab itu, dia khawatir ini akan mempengaruhi laporan kondisi Gunung Semeru yang selalu fluktuatif. "Dia (Semeru) kan bisa sewaktu-waktu terjadi erupsi kemudian APG (Awan Panas Guguran), yang tentu kami minta juga jajaran pusat memberikan perhatian betul untuk alat di Pos Pantau PVMBG," kata perempuan berhijab ini.

Baca Juga

Koordinator Gunung Api, PVMBG, Oktory Prambada tak menampik Pos Pantau Semeru memang hanya memiliki satu kamera thermal. Namun alat tersebut rusak karena diketahui terkena petir. 

Pria disapa Tory ini menegaskan, kamera thermal tersebut sebenarnya hanya alat uji coba. Alat itu dipasang dengan tujuan untuk membantu mengidentifikasi ketika visual gunung berkabut terjadi awan panas atau lahar. Dia memastikan alat tersebut hanya penunjang ketika pengamatan gunung api sudah tajam. 

 

Dengan uji coba yang gagal ini, pihaknya tentu perlu melakukan perbaikan kepada alat tersebut. Namun perbaikan ini masih terkendala dengan metode alat uji.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menegaskan, lembaganya sebenarnya ingin melengkapi peralatan di semua tempat pengawasan gunung berapi. Namun pihaknya perlu melihat kebutuhan masing-masing gunung dan kuota anggaran. Sebab itu, pihaknya melakukan prioritas dari semua rencana kelengkapan peralatan pemantauan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement