Rabu 07 Dec 2022 14:13 WIB

Kabupaten Semarang tak Bisa Mengabaikan Potensi Gempa Bumi di Wilayahnya

Potensi gempa bumi di wilayah Kabupaten Semarang tetap ada.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kabupaten Semarang tak Bisa Mengabaikan Potensi Gempa Bumi di Wilayahnya (ilustrasi).
Foto: Reuters
Kabupaten Semarang tak Bisa Mengabaikan Potensi Gempa Bumi di Wilayahnya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN—Di tengah kewaspadaan terhadap potensi bencana ala hidrometerologi, Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Semarang tetap mewaspadai potensi gempa bumi di daerahnya.

Gempa bumi swarm magnitudo 2,6 --yang beberapa waktu lalu-- sempat mengguncang wilayah Ambarawa dan sekitarnya, telah mengingatkan upaya mitigasi terhadap potensi bencana gempa bumi di kabupaten Semarang tidak dapat diabaikan.

Baca Juga

“Potensi gempa bumi di wilayah Kabupaten Semarang tetap ada,” ungkap Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Juwair Suntara, saat ditemui di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (7/12).

Dari data yang pernah dirilis BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, jelasnya, sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang dan sekitar Salatiga merupakan kawasan yang cukup rentan dan potensial terhadap terjadinya gempa bumi.

Pemetaan terhadap wilayah dengan potensi bencana tersebut juga telah dikeluarkan. “Dari pemetaan tersebut kawasan sekitar Banyubiru –seperti Sepakung, Wirogomo dan sekitarnya--  merupakan kawasan potensial,” jelasnya.

Makanya, lanjut Juwair, dalam rangka memperkuat mitigasi terhadap bencana gempa bumi ini, BPBD Kabupaten Semarang telah memberdayakan masyarakat sekitar dengan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).

Harapannya dengan dibentuknya destana ini nanti ada potensi masyarakat --yang secara terorganisir memiliki kemampuan untuk melaksanakan mitigasi dan juga langkah- langkah darurat terhadap bencana alam gempa bumi.

Bahkan tidak hanya terhadap potensi bencana gempa bumi, namun juga bencana alam lainnya, mengingat kontur wilyah pemukiman warga di kawasan Banyubiru yang berada di lereng- lereng perbukutan.

Sampai saat ini, masih lanjut Juwair, di desa- desa yang berada di kawasan rawan bencana gempa bumi di Kecamatan Banyubiru, telah terbantuk destana yang telah mendapatkan pembinaan dan pelatihan dari BPBD Kabupaten Semarang.

Ia berharap kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang ke depan dapat menambah lagi desa- desa tangguh bencana, khususnya di kawasan rawan kebencanaan di Kabupaten Semarang.

Sehingga akan ada lebih banyak lagi desa yang komponen warganya memiliki kemampuan untuk melaksanakan mitigasi serta memiliki kapasitas dalam melaksanakan darurat kebencanaan di lingkungannya.

“Sehingga, masyarakat yang berada di kawasan rawan terhadap bencana gempa bumi tersebut—memiliki kemampuan untuk melindungi diri, masyarakat dan lingkungan terhadap risiko terjadinya bencana alam tersebut,” tandas Juwair.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement