Senin 14 Nov 2022 16:00 WIB

Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Jatim Lampaui Target Nasional

Literasi keuangan di masyarakat harus terus dimaksimalkan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dokumen
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, indeks literasi keuangan Jatim tembus 55,32 persen, dan indeks inklusi keuangan Jatim mencapai 92,99 persen. Untuk indeks literasi keuangan, naik 6,37 persen dibandingkan 2019, dan telah melampaui target yang ditetapkan untuk 2024 yang ditetapkan sebesar 50 persen.

Khofifah mengatakan, capaian yang diraih tidak lepas dari upaya yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim untuk terus menghasilkan inovasi, khususnya pada Bulan Inklusi Keuangan (BIK). Keberhasilan ini karena terus mendorong literasi dan inklusi keuangan utamanya di basis-basis pasar tradisional," kata Khofifah, Senin (14/11/2022).

Menurut dia, upaya yang dilakukan menjadi lebih mudah lantaran masyarakat difasilitasi dengan adanya layanan Sistem Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (SiMOLEK), yang baru diluncurkan bertepatan dengan BIK 2022. Inovasi ini juga menjadi salah satu sarana sosialisasi masyarakat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan terkait produk dan layanan lembaga keuangan.

"Literasi keuangan di masyarakat harus terus dimaksimalkan untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif. Sehingga dapat tercipta pertumbuhan ekonomi melalui distribusi pendapatan yang lebih merata, penurunan kemiskinan, dan stabilitas sektor keuangan," ujarnya.

Sementara untuk indeks inklusi keuangan Jatim mengalami kenaikan 5,07 persen dari 2019. Capaian tersebut juga telah melebihi target indeks inklusi keuangan pada 2024 yang ditetapkan sebesar 90 persen. Peningkatan inklusi keuangan ini menurut Khofifah menjadi bagian yang amat penting.

Apalagi, untuk memaksimalkan percepatan sistem digital utamanya di sektor keuangan yang menjadi proses penguatan UMKM. Di mana produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim ditopang sektor UMKM sebesar 57,81 persen.

"Peningkatan literasi dan inklusi keuangan menjadi tugas dan harus melibatkan semua lapisan masyarakat. Utamanya generasi muda yang memiliki peran besar mengedukasi lingkungan terkait produk keuangan digital," kata Khofifah.

Kepala Kantor OJK Regional 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi berharap, hasil survei tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk lebih bersinergi dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim. "Khususnya melalui literasi dan inklusi keuangan di pondok pesantren yang kami terima pada saat pembukaan OPOP Expo di Jatim," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement