Senin 24 Oct 2022 22:32 WIB

Pemkot Surakarta Antisipasi Kasus Gangguan Ginjal Akut

Gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal ini mayoritas menyerang anak-anak.

Pemkot Surakarta Antisipasi Kasus Gangguan Ginjal Akut (ilustrasi).
Foto: Dok. Humas Polres Ciamis
Pemkot Surakarta Antisipasi Kasus Gangguan Ginjal Akut (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah mengantisipasi kasus gangguan ginjal akut dengan melakukan peninjauan ke sejumlah fasilitas kefarmasian, salah satunya apotek.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan upaya tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut aturan pemerintah pusat terhadap pengawasan edar obat sirop untuk mengantisipasi penyakit gangguan ginjal akut misterius di Indonesia.

Baca Juga

Pada aturan tersebut, sejumlah obat sirop yang perlu diawasi peredarannya di antaranya Termorex Sirup, Flurin DMP Sirup, Unibebi Cough Sirup, Unibebi Demam Sirup, dan Unibebi Demam Drops.

Terkait hal itu, pihaknya sudah membentuk tim evaluasi dan monitoring.

DKK Surakarta juga sudah berkoordinasi dengan seluruh mitra kerja terkait untuk segera mengambil langkah dini pengamanan obat sirop sesuai arahan dari pemerintah pusat.

Pihaknya mencatat hingga Minggu (23/10) sebanyak 1.361 obat sirop merek Termorex dan 15.911 obat sirop merek Unibebi Cough sudah dikarantina.

"Obat ini kemudian kami karantina. Sejauh ini apotek sudah tidak memajang obat-obatan ini di etalase tetapi mereka masih menyimpannya. Makanya kami segel supaya bisa ditarik oleh pabriknya," katanya, Senin (24/10/2022).

Selanjutnya, upaya yang sama juga dilakukan pada hari ini ke sejumlah fasilitas kefarmasian.

"Hari ini kami mendatangi beberapa fasilitas kefarmasian. Kegiatan ini akan terus dijalankan sembari terus meng-update ketentuan dari pusat," katanya.

Ia mengatakan hasil dari peninjauan tersebut diperoleh bahwa seluruh fasilitas kesehatan sudah memahami aturan dan juga sudah melakukan sosialisasi pada pasien.

"Begitu juga dengan fasilitas kefarmasian telah melakukan upaya karantina sesuai yang diinstruksikan," katanya.

Selain meninjau keberadaan obat-obatan tersebut, dikatakannya, pemerintah juga meminta masyarakat untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gagal ginjal akut, salah satunya penurunan jumlah urine.

"Masyarakat harus lebih waspada, khususnya orang tua yang memiliki anak-anak karena gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal ini mayoritas menyerang anak-anak. Jika menemukan gejala, harus segera dibawa ke fayankes terdekat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement