Kamis 15 Sep 2022 19:23 WIB

TPID Purwokerto Bahas Pengendalian Inflasi September

Komoditas penyumbang deflasi utama di Kota Purwokerto yaitu pada kelompok makanan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bupati Banyumas Achmad Husein mempimpin rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Ruang Joko Kahiman, Kamis (15/9/2022) 

Rapat tersebut dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Mursidi, kepala OPD Kabupaten Banyumas, Bapenda, dan BPS Kabupaten Banyumas. Rapat tersebut membahas terkait inflasi yang terjadi di Kota Purwoketo.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Mursidi mengatakan pada bulan Agustus 2022, tercatat Kota Purwokerto mengalami deflasi sebesar -0,44 persen (mtm). Sedangkan bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,39 persen.

Komoditas penyumbang deflasi utama di Kota Purwokerto yaitu pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Dengan komoditas penyumbang deflasi tertinggi yakni bawang merah sebesar -0,20 persen, minyak goreng sebesar -0,15 persen, cabai merah sebesar -0,14 persen, cabai rawit sebesar -0,10 persen, dan baja ringan sebesar -0,06 persen.

"Berdasarkan data Inflasi bulanan 2022, beberapa komoditas, seperti minyak goreng, cabai merah, telur ayam ras, beras, daging ayam ras, bawang merah, dan rokok kretek filter tergolong menjadi komoditas dengan risiko tinggi," ujar Mursidi, Kamis.

Tiga komoditas dengan risiko tertinggi adalah cabai merah menyumbang inflasi sebesar 0,42 persen, lalu bawang merah dan rokok kretek sebesar 0,32 persen. "Komoditas-komoditas ini perlu mendapatkan perhatian khusus dalam rangka pengendalian inflasi ke depan," kata Mursidi.

Bupati Banyumas Achmad Husein memberikan arahan kepada OPD untuk segera melakukan tindakan pencegahan inflasi tinggi. Selain itu, Husein juga berharap inflasi di Kota Purwokerto memiliki tingkat inflasi lebih rendah dari rata-rata nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement