Ahad 04 Sep 2022 09:10 WIB

Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok BBM Subsidi di Jateng-DIY Tahan 11 Hari

Ketahanan stok sudah termasuk stok di kilang, kapal, dan fuel terminal.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Stok BBM (ilustrasi)
Foto: Corbis RF
Stok BBM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sebagai badan usaha atau operator yang ditugaskan untuk menyalurkan BBM bersubsidi, Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan ketersediaan stok Pertalite dan Solar, serta proses distribusinya ke SPBU berjalan dengan maksimal di tengah meningkatnya konsumsi masyarakat. Untuk di wilayah Jawa Tengah dan DIY, ketahanan stok BBM di fuel adalah 11 hari.

Menurut Area Manager Communication, Relations, & CSR Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, angka tersebut belum termasuk ketahanan stok di kilang dan kapal.

"Ketahanan stok BBM di fuel terminal Jawa Tengah & DIY adalah 11 hari. Stok tersebut aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Brasto, Ahad (4/9/22).

Ia memaparkan, dalam ketahanan stok nasional, ketahanan stok sudah termasuk stok di kilang, kapal, dan fuel terminal. Adapun ketahanan stok yang dikemukakan pihaknya adalah ketahanan stok di fuel terminal saja.

"Apabila ditambah stok di kilang dan kapal, angkanya sekitar angka ketahanan stok nasional," kata Brasto.

Sementara itu dalam pernyataan resmi, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menambahkan, selain meningkatnya konsumsi, menjaga stok dan penyaluran Pertalite dan Solar menjadi sangat penting mengingat saat ini konsumsinya sekitar 85 persen dari total konsumsi BBM nasional.

Jadi saat ini kondisinya adalah sebuah kombinasi, yakni meningkatnya rata-rata konsumsi harian masyarakat serta tingginya porsi konsumsi Pertalite dan Solar secara nasional.

"Kebutuhan yang sangat besar ini harus diimbangi dengan ketersediaannya, dan Pertamina berkomitmen untuk terus memenuhi kebutuhan ini,” jelas Irto.

Irto mengatakan bahwa ketahanan stok Pertalite dan Solar pada 2 September ini berada di angka yang aman, Pertalite di level 18 hari, Solar di level 20 hari, dan terus diproduksi. Proses produksi mulai dari hilir hingga ketersediaan stok BBM di SPBU juga terus dimonitor melalui Pertamina Integrated Enterprise Data and Center Command (PIEDCC) secara real time.

Melalui PIEDCC, Pertamina dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam memastikan ketersediaan stok BBM hingga di SPBU.

"Misal, stok di salah satu SPBU sudah menipis, kami bisa mengalihkan distribusi dan menjadikan SPBU itu sebagai prioritas, jadi masyarakat jangan khawatir dan kami imbau untuk tidak melakukan pembelian berlebihan,” katanya.

Pada kesempatan ini Irto turut mengimbau bahwa Pertalite dan Solar yang merupakan BBM bersubsidi ini dikonsumsi bagi masyarakat yang berhak. Karena itu, Pertamina Patra Niaga akan terus menggandeng masyarakat, pemerintah, dan seluruh pihak terkait dalam pengawasan Pertalite maupun Solar.

“Harapannya adalah Pertalite dan Solar benar-benar dinikmati masyarakat yang membutuhakn. Jika melihat adanya indikasi penyalahgunaan atau kecurangan, masyarakat dapat melaporkan langsung ke aparat yang berwenang," kata Irto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement