Selasa 26 Jul 2022 17:01 WIB

Persiapan Kirab, Kerbau Bule Keraton Solo Diisolasi

Kerbau dipisahkan antara yang sudah kemungkinan terpapar PMK.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
 Kerbau Keturunan Kyai Slamet digiring menuju Magangan untuk dipantau kesehatannya, Selasa (26/7/2022).
Foto: Muhammad Noor Alfian
Kerbau Keturunan Kyai Slamet digiring menuju Magangan untuk dipantau kesehatannya, Selasa (26/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menjelang kirab satu Suro pada Jumat (29/7/2022) malam, lima kerbau bule diisolasi di Magangan kompleks Keraton Solo, Jawa Tengah. Selain itu, hal tersebut juga bertujuan untuk memantau kondisi kerbau.   

Pengageng Parentah Keraton Solo (KGPH) Dipokusumo mengatakan sebagai bentuk persiapan untuk rangkain malam 1 Suro, kerbau diisolasi agar keadaanya terkondisikan. Selain itu, agar kesehatan kerbau dapat lebih terpantau.  

“Kyai Slamet sebagai salah satu pusaka perlu dikarantina. Hal tersebut supaya di dalam upacara nanti Jumat malam, semua sudah terkondisikan, terawat, dan sehat dan bisa dideteksi kesehatannya,” katanya, Selasa (26/7/2022).

Selain itu, Dipokusumo mengatakan kerbau ditempatkan di Magangan karena dulu sebagai tempat kegiatan para abdi dalem yang magang untuk kegiatan keraton. Sekaligus untuk memisahkan dari kerbau yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Karena sebagian yang kita lihat ada yang meninggal. Maka setelah dikoordinasi dengan DPKPP harus segera ada tindakan. Dalam hal ini, kerbau dipisahkan antara yang sudah kemungkinan terpapar PMK maupun yang belum,” ujar dua.

Sementara itu, ia mengatakan kemungkinan kerbau dapat mengikuti kegiatan malam 1 Suro. Namun, hal tersebut perlu dipastikan dari hasil pengontrolan dinas kesehatan terlebih dulu.  

“Insya Allah ngaten, dengan standardisasi kita tetep prosedur dari prokes (protokol kesehatan). Karena dari dinas peternakan setiap hari akan terus dikontrol kesehatannya. Kita harus sesuai prokes tetapi untuk persiapan sudah semua,” katanya.

Menurut Dipokusumo, dari tujuh sapi yang terpapar PMK, hanya ada lima sapi yang dibawa dari kandang kerbau Kyai Slamet bagiann selatan. Pasalnya, lima sapi yang dibawa tersebut dalam kondisi yang sehat.

“Ini yang dibawa hanya lima, sedangkan yang terpapar tujuh. Jadi yang tujuh biar di sana. Sekaligus Ini dipersiapkan untuk kirab dengan protokol kesehatan,” katanya.

Selain itu, Dipokusumo juga menjelaskan ada beberapa rangkaian kegiatan dalam bulan Suro. Di antaranya adalah doa bersama, kirab, meditasi di dalam keraton, shalat hajat di Masjid Pujosono dan Masjid Agung, diakhiri dengan shalat Subuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement