Selasa 07 Jun 2022 22:58 WIB

TWC Dukung Upaya Konservasi Candi Borobudur

Pemakaian upanat merupakan sebuah proteksi pengunjung.

Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). BKB menyatakan banyak bagian struktur Candi Borobudur yang tergerus atau rusak akibat banyaknya pengunjung dan kurangnya kesadaran wisatawan dalam menjaga dan melestarikan benda cagar budaya.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). BKB menyatakan banyak bagian struktur Candi Borobudur yang tergerus atau rusak akibat banyaknya pengunjung dan kurangnya kesadaran wisatawan dalam menjaga dan melestarikan benda cagar budaya.

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG -- PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) selalu mendukung upaya konservasi candi Borobudur, kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati.

"Salah satu misi kami membuat sebuah keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan. Langkah awal adalah membuat upanat (sandal) bagi pengunjung yang akan naik candi," katanya di Magelang, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan pemakaian upanat merupakan sebuah proteksi pengunjung yang akan naik ke atas candi dibekali dengan sandal khusus yang bisa melindungi candi dari keausan. "Beberapa tahun lalu sejak ada kajian mengenai upanat sesungguhnya kami sudah banyak berdiskusi dengan tim Balai Konservasi Borobudur (BKB), kami akan terus mendukung dan mendorong pengembangan upanat," katanya usai pembukaan Workshop Penyiapan Bahan Upanat di Balkondes Tuksongo.

Selain untuk mendukung konservasi, katanya pembuatan upanat juga upaya untuk menggerakkan ekonomi setempat, karena nantinya upanat ini diproduksi oleh masyarakat dari desa-desa di sekitar Borobudur. "Hari ini kami menyambut baik adanya workshop pembuatan upanat yang diikuti masyarakat dari 20 desa di sekitar Borobudur," katanya.

Ia menyampaikan kajian dilakukan oleh BKB, pelatihan juga oleh BKB bekerjasama dengan TWC. Sekarang ini tahapannya menyiapkan produk, melatih masyarakat dari 20 desa di Kecamatan Borobudur.

Hetty menuturkan sebelum digunakan sebagai alas kaki bagi pengunjung yang naik Candi Borobudur perlu konsistensi dan komitmen dari volume produk dan standarisasi kualitas. "Dua hal tersebut penting maka harus dilakukan workshop dan pelatihan terus-menerus sampai mendapatkan yang memang bagus, karena kami ingin memberikan yang terbaik bagi pengunjung," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement