Selasa 22 Mar 2022 20:12 WIB

Level PPKM Sleman Turun, Bupati: Buah Sinergi Masyarakat

Meskipun hanya turun satu level, tapi ini capaian yang positif.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kabupaten Sleman, kali ini mengalami penurunan menjadi level III. Penurunan level itu tertuang dalam kebijakan perpanjangan PPKM di Kabupaten Sleman pada 22 Maret-4 April 2022.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, adanya penurunan level pada penerapan PPKM di Kabupaten Sleman merupakan hasil nyata sinergi di Sleman. Dari upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam mengendalikan kasus Covid 19.

"Meski hanya turun satu level, tapi ini capaian yang positif. Keberhasilan ini tentu saja melalui proses perubahan yang dilakukan sesarengan dari pemerintah dan masyarakat menghadapi gelombang ketiga Covid-19," kata Kustini, Selasa (22/3).

Kustini menjelaskan, kasus di Sleman mulai mengalami penurunan usai ditetapkan PPKM level IV beberapa waktu yang lalu. Disertai, penegakan protokol Kesehatan di berbagai tingkatan, mulai dari lingkungan masyarakat hingga di ruang publik.

Dari semula Sleman naik ke angka 300 kasus, kemudian turun 200 kasus, dan tiga hari berturut-turut kemarin jumlah kasus baru yang ditemukan di angka 100 kasus. Sampai pada akhirnya 21 Maret 2022 kembali mengalami penurunan menjadi 71 kasus.

Selain penegakan protokol Kesehatan, Pemkab Sleman melakukan langkah-langkah lain dalam menyikapi penerapan PPKM. Langkah tersebut yaitu merealisasikan program vaksinasi tahap ketiga (booster) secara serentak di 86 kalurahan.

Kustini menyebut, program vaksinasi serentak ini mendapat respon baik dari masyarakat Kabupaten Sleman. Hal tersebut dapat dilihat dari antusias masyarakat yang ikut serta melaksanakan vaksin di wilayah kalurahannya masing-masing.

"Kemarin saya dapat laporan sampai ada 1.100 dan 1.300 orang dan data (vaksin ketiga) saat ini kurang lebih sudah 160 ribu lebih atau 17,12, persen," ujar Kustini.

Ia berpendapat, antusiasme ini menjadi bukti kesadaran masyarakat akan kesehatan dan Covid-19 yang sangat tinggi. Namun, penurunan level PPKM dan antusiasme masyarakat dalam melakukan vaksinasi booster tidak boleh membuat lengah.

Kustini berharap, terbangun konsistensi di masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di setiap aktivitas. Kalau dikatakan lelah, semua pasti bilang lelah. Apalagi, selama dua tahun melalui pandemi dan hingga saat ini masih berlangsung.

"Justru ini yang harus jadi fokus utama dalam pengendalian kasus agar tidak melonjak lagi," kata Kustini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement