Rabu 16 Mar 2022 12:17 WIB

Bananas Siap Garap Pasar Quick Commerce Groceries

Quick commerce merupakan metode pengiriman pesanan dalam jumlah kecil namun cepat.

Startup lokal Indonesia, Bananas.
Foto: dokpri
Startup lokal Indonesia, Bananas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Startup lokal Indonesia, Bananas, resmi berdiri dengan menghadirkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Mengusung konsep quick commerce, Bananas menjadi sebuah startup lokal Indonesia yang menawarkan layanan yang menghubungkan konsumen dengan masa depan dalam berbelanja groceries (barang kebutuhan sehari-hari).

Quick commerce merupakan metode pengiriman pesanan dalam jumlah kecil namun cepat. Bananas memungkinkan pelanggan untuk dapat berbelanja ribuan barang kebutuhan sehari-hari secara cepat dalam hitungan menit dengan pilihan variasi produk yang beragam, fresh dan harga kompetitif.

Founder & CEO Bananas Mario Gaw,  mengatakan, layanan quick commerce masih terbilang baru di Indonesia.

"Namun, kami melihat adanya peluang sangat besar pada groceries market ini terutama mengingat besarnya populasi masyarakat Indonesia dan besarnya pasar untuk barang kebutuhan sehari-hari yang belum tergarap. Sejak awal berdiri, kami ingin menciptakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi konsumen kami dan terus melakukan inovasi dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka," katanya dalam siaran pers, Rabu (16/3/2022).

Melihat potensi industri quick commerce di Indonesia serta tren pertumbuhan yang positif, Bananas pada awal bulan Februari lalu juga mengumumkan telah mendapat pendanaan awal sebesar 1 juta dolar AS yang dipimpin oleh East Ventures, dengan partisipasi dari SMDV, ARISE, MDI Ventures dan beberapa angel investor lainnya.

Tidak hanya itu, Bananas juga diterima dalam Y Combinator Winter 2022, sehingga BANANAS berhasil mendapatkan dana tambahan sebesar 500 ribu dolar dan menjadikan total pendanaan awal yang berhasil dihimpun oleh Banans menjadi sebesar 1,5 juta dp;ar AS (sekitar 21,5 miliar rupiah).

Bananas mengandalkan hub mikro berbasis teknologi yang disebut dark stores dalam menjalankan bisnisnya. Dark stores ditempatkan di berbagai lokasi strategis mendekati area pemukiman yang memungkinkan Bananas untuk mengantarkan produk pesanan kepada pelanggan secara instan.

Pendanaan awal ini akan kami fokuskan untuk mendorong perkembangan bisnis secara cepat diterima oleh pasar dan juga membangun lebih banyak dark stores yang akan menyediakan berbagai macam pilihan produk berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kami menargetkan akan membangun lebih banyak dark stores di berbagai lokasi strategis di Jabodetabek hingga akhir tahun ini.” lanjut Mario.

Hanya dalam satu bulan sejak aplikasi diluncurkan di App Store dan Play Store, Bananas berhasil membuka dark stores di tujuh titik di Jakarta yaitu Sudirman, Senayan, Senopati, Kelapa Gading, Sunter, Kuningan dan Pantai Indah Kapuk untuk melayani konsumen yang berada di daerah sekitar hub mereka.

 

Founder & CTO BANANAS Kristian Sinaulan, mengatakan, meskipun Bananas baru saja berdiri namun kami telah mendapatkan banyak tanggapan positif dari konsumen.

"Ke depannya, kami akan terus mendengarkan feedback mereka untuk terus meningkatkan pelayanan dari segala sisi, terutama terkait teknologi maupun UI/UX dari produk kami agar lebih nyaman digunakan oleh konsumen. Pembenahan dari sisi teknologi juga difokuskan agar kami dapat terus melakukan pengiriman pesanan dalam hitungan menit," katanya.

Kolaborasi dengan berbagai brand juga telah dilakukan untuk menghadirkan berbagai pilihan produk. Fokus terhadap penggunaan data menjadi salah satu kekuatan yang dihadirkan Bananas.

Sejak awal diluncurkan, Bananas telah membangun infrastruktur data yang kuat sehingga ke depannya kami dapat mempelajari perilaku serta kebutuhan konsumen untuk menjaga akurasi level stok produk kami serta melakukan kurasi produk dengan tepat," kata Kristian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement