Ahad 30 Jan 2022 22:22 WIB

Antisipasi Omicron, Delapan Taman di Surabaya Kembali Ditutup

Penutupan delapan taman dimulai pada pekan ini.

Warga mengunjungi taman di Surabaya, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Warga mengunjungi taman di Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak delapan taman yang sempat buka beberapa waktu lalu di Kota Surabaya, kini kembali tutup pemerintah kota setempat sebagai upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian baru Omicron di Kota Pahlawan, Jatim.

 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Hebi Agus Djuniantoro mengatakan, penutupan delapan taman dimulai pada pekan ini. Menurutnya, pada Senin–Jumat, taman tetap buka seperti biasa, namun hanya diperbolehkan untuk kegiatan edukasi.

"Sementara Sabtu dan Ahad ditutup dulu. Kalau untuk keperluan edukasi tetap dibuka, karena kan tatap muka masih berlangsung dan ada beberapa anak SD dan SMP yang membutuhkan pembelajaran di lapangan. Kalau untuk fungsi rekreasi ditahan dulu," kata Hebi.

Adapun delapan taman tersebut meliputi Taman Flora, Taman Sejarah, Taman Cahaya, Taman Harmoni, Taman Pelangi, Taman Kebun Bibit, Taman Prestasi, dan Taman Ekspresi.

Bukan hanya taman, Hebi mengatakan, juga akan meniadakan car free day (CFD) untuk sementara waktu. CFD yang ditutup itu di antaranya di Jalan Kertajaya dan Jalan Kembang Jepun.

Terkait penutupan taman dan CFD, ia belum bisa memastikan kapan bisa dibuka kembali untuk sarana wisata taman dan berolah raga ketika CFD.

"Sebenarnya, output dari CFD itu untuk mengurangi polusi udara. Tapi yang terjadi ketika CFD masyarakat kumpul-kumpul, maka kami menunda dulu CFD-nya, sampai dengan waktu yang ditentukan dan Omicron mereda," kata Hebi.

Hebi memastikan, penutupan taman dan CFD ini tidak terlalu berdampak dengan pemulihan ekonomi di Kota Surabaya.

"Kalau Omicron perkembangannya tidak terlalu signifikan, nanti kami buka lagi. Yang paling penting, jangan sampai mengganggu pertumbuhan ekonomi, kalau ingin olah raga masyarakat bisa memanfaatkan Gelora Pancasila," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement